Suara.com - Sebuah penelitian baru bidang arkeologi di Polandia mengungkapkan bahwa ada kesenjangan kekayaan yang jelas antara si kaya dan si miskin serta ketidaksetaraan dalam hidup ternyata sudah ada di Zaman Batu. Mengejutkan rasanya, saat manusia modern menyadari hal ini, bukan?
Bukti tampak dari kuburan prasejarah yang ditemukan, bahwa manusia terkaya dari Zaman Neolitikum terkubur bersama artefak paling eksotis dan berharga.
Temuan ini tidak sengaja ditemukan oleh para arkeolog, yang awalnya berusaha mengungkap apa yang dulu ditanam dan dimakan oleh para petani Neolitikum jutaan tahun lalu.
Namun, studi tentang situs kuburan berusia 6.600 tahun ini secara kebetulan juga mengungkapkan jenis makanan terkaya ditemukan dengan artefak berharga yang terkubur.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Monumen Zaman Neolitikum Usia 4.500 Tahun Dekat Stonehenge
Selama masa itu, tampaknya artefak yang dikuburkan dengan jasad manusia bukanlah sebagai sumbangan penguburan oleh anggota keluarga, tetapi secara tidak langsung menyiratkan kekayaan materi dari kehidupannya.
"Kami telah menemukan beberapa bukti paling awal untuk hubungan langsung antara status sosial dan diet jangka panjang di Eropa prasejarah. Kami menyaksikan munculnya ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di komunitas prasejarah awal, kaum berada dan yang tidak berpunya pada waktu yang jauh lebih awal dari yang kita duga," kata Chelsea Budd, arkeolog dan antropolog dari Umeå University di Swedia, seperti dikutip dari Science Alert pada Sabtu (8/8/2020).
Dengan memeriksa rangka tulang 30 orang, di mana semuanya terkubur ribuan tahun, tim internasional menemukan bahwa kerangka yang mengandung lebih banyak isotop karbon-13 sering terkubur dengan barang kuburan yang lebih mewah, yang terbuat dari tembaga.
Isotop ini terakumulasi dalam sumber makanan pada tingkat yang berbeda dan kemudian dimasukkan ke dalam jaringan manusia, sehingga memberi gambaran potensial tentang makanan seseorang selama hidupnya.
Juga memberikan gambaran beberapa orang memiliki akses ke tanaman dan satwa yang berbeda isotop dari yang lain.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Logitech Tempelkan Label Kandungan Karbon
Keseimbangan isotop ini juga terlihat pada tulang sapi yang ditemukan di daerah itu.
Hal ini menyiratkan bahwa beberapa orang dan satwa memiliki akses istimewa ke ladang yang luas dan padang rumput yang lebih subur, sementara yang lain tidak.
Terlebih lagi, dapat dikatakan bahwa tanah ini diwariskan, menunjukkan beberapa bentuk kekayaan generasi paling awal.
Meskipun ada beberapa bukti ketimpangan pendapatan di antara masyarakat di Zaman Perunggu Eropa akhir, studi baru ini menunjukkan kesenjangan kekayaan, sebuah fenomena yang masih tetap terlihat hingga saat ini. Penelitian tadi telah dipublikasikan di Antiquity.