Pimpinan Wildlife and Parks Department, Cyril Taolo, menjelaskan bahwa tes pendahuluan yang dilakukan di berbagai negara sejauh ini belum sepenuhnya meyakinkan dan masih banyak lagi yang sedang dilakukan.
"Tetapi berdasarkan beberapa hasil awal yang kami terima, kami melihat racun yang muncul secara alami sebagai penyebab potensial. Sampai saat ini kami belum membuat kesimpulan utama tentang apa yang menjadi penyebab kematian hewan itu," kata Cyril Taolo dikutip dari Science Alert.
Ia menjelaskan, beberapa bakteri secara alami dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi hewan, terutama di air yang tergenang.
Kematian itu pertama kali ditandai oleh lembaga nirlaba konservasi satwa liar, Elephants Without Borders (EWB), yang laporan rahasianya merujuk pada 356 gajah mati pada awal Juli 2020.
Baca Juga: Gajah Ngamuk dan Merusak Mobil, Ternyata Ini Penyebabnya
EWB menduga gajah telah mati di daerah tersebut selama sekitar tiga bulan, dan kematian tidak terbatas pada usia atau jenis kelamin.
Beberapa gajah hidup tampak lemah, lesu dan kurus, dengan beberapa menunjukkan tanda-tanda disorientasi, kesulitan dalam berjalan atau pincang, kata EWB.
Ilmuwan masih menyelidiki penyebab utama dari kematian ratusan gajah di Botswana, namun saat ini hasilnya menunjukkan bahwa sangat kecil kemungkinan kematian bisa menjadi patogen infeksius.
Baca Juga: Hendak Beri Makan, Satpam Ini Malah Diserang Gajah Hingga Tewas