Biak Diharapkan Jadi Pangkalan Antariksa Pilihan di Asia Pasifik

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 06 Agustus 2020 | 21:53 WIB
Biak Diharapkan Jadi Pangkalan Antariksa Pilihan di Asia Pasifik
Bandar antariksa rencananya dibangun di Pulau Biak, Papua. Foto: Pulau Biak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan bandar antariksa Indonesia yang akan dibangun di Kabupaten Biak, Papua, diharapkan dapat menjadi bandar antariksa ekuator di wilayah Asia Pasifik.

"Kami berharap bahwa bandar antariksa ini menjadi bandar antariksa ekuator untuk wilayah Asia-Pasifik," kata Thomas dalam gelar wicara virtual "Iptek Pengembangan dan Antariksa Bagi Indonesia Maju", Jakarta, Kamis (6/8/2020).

Thomas menuturkan ada dua bandar antariksa ekuator lain, yakni di Kourou di Amerika Selatan, dan Pusat Peluncuran Alcantara di Brasil. Di Afrika, belum ada bandar antariksa ekuator. Oleh karenanya, diharapkan Biak menjadi lokasi bandar antariksa ekuator pertama untuk wilayah Asia Pasifik.

Dari bandar antariksa Biak tersebut, ditargetkan akan diluncurkan satelit buatan anak bangsa dan satelit-satelit milik negara lain. Pembangunan bandar antariksa di Biak akan menjadi salah satu fokus kegiatan Lapan dalam periode 2020-2024.

Baca Juga: Peluncuran Satelit Lapan A4 Diundur ke 2021

Kegiatan peluncuran satelit itu merupakan salah satu kegiatan keantariksaan yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Keantariksaan.

Pembangunan dan pengoperasian bandar antariksa dalam wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia juga tercantum dalam amanat undang-undang tersebut.

Pada akhir 2019 lalu rencana pembangunan bandar antariksa Biak kembali mencuat. Lapan mengatakan bahwa lokasi Biak yang dekat ekuator dan kondisi pemukiman yang belum padat sangat cocok untuk menjadi tempat peluncuran roket ke luar angkasa.

Bandar antariksa di Biak diharapkan akan segera dibangun dan rampung pada 2024. Untuk anggara, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah membuka semua opsi pendanaan. Sementara Lapan mengatakan telah mulai menjajaki kerja sama dengan negara lain soal dana. [Antara]

Baca Juga: Badan Antariksa LAPAN Ungkap Fakta Meteor Jatuh di Surabaya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI