"Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran pada skala ini," katanya, seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (6/8/2020).
Dengan hasil ledakan beberapa ratus ton, ledakan Beirut akan puluhan kali lebih kuat dari bom atom yang menghancurkan Hiroshima, yang diperkirakan menghasilkan sekitar 15 kiloton.
Bagaimanapun, daya ledaknya akan sebanding dengan hasil terendah bom gravitasi nuklir B61, yang diyakini memiliki daya ledak sekitar 300 ton.
Beberapa ahli memperkirakan hasil ledakan di Beirut sekitar satu hingga dua kilotin, yang akan membuat ledakan itu berpotensi lebih kuat daripada beberapa nuklir taktis Amerika Serikat yang lebih kecil.
Baca Juga: Begini Penampakan Kehancuran Lokasi Ledakan Beirut dengan Satelit
"Perbandingannya berakhir di sana. Gelombang tekanan akan jauh lebih cepat karena pelepasan energi dari reaksi berantai nuklir yang tidak terkendali jauh lebih cepat daripada pelepasan energi dari ledakan kimia," kata Hans Kristensen, ahli persenjataan nuklir dari Federasi Ilmuwan Amerika.
Ia menambahkan bahwa akan ada radiasi yang intens. Sementara menurut Kingston Rief, pakar peluncuran senjata, mengatakan bahwa hasil ledakan Beirut mungkin sebanding dengan beberapa senjata nuklir Amerika Serikat.
Amonium nitrat yang dicurigai memicu ledakan besar yang menyebabkan kerusakan luas bermil-mil dan menyebabkan lebih dari seratus orang meninggal dengan 5,000 orang terluka.
Zat tersebut yang juga merupakan bahan yang sangat mudah meledak dan telah menjadi penyebab dalam sejumlah ledakan dahsyat lainnya.
Misalnya, ledakan besar pada 2015 di Tianjin, China, yang menewaskan lebih dari 160 orang dan merusak lebih dari 300 bangunan sebagian disebabkan oleh 800 ton amonium nitrat.
Baca Juga: 5 Ledakan Terbesar Sepanjang Sejarah, Terbaru Ledakan Lebanon
Ledakan di Kota Texas pada 1974, menewaskan lebih dari 500 orang juga melibatkan ledakan 2.300 ton amonium nitrat.