Suara.com - Menurut pedoman Pusat pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penggunaan masker penutup wajah dapat membantu mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Namun, masih banyak masyarakat yang tidak memedulikan pedoman tersebut.
Ada banyak informasi yang salah atau mitos tentang masker penutup wajah yang beredar di masyarakat. Hal tersebut sangat berbahaya karena tak sedikit, orang merasa tidak perlu menggunakan masker wajah jika tidak mengalami gejala.
Padahal, tidak ada yang menjamin bahwa orang tersebut tidak menyebarkan virus atau terinfeksi tapi tidak menunjukkan adanya gejala.
Dilansir dari CNET, Kamis (5/8/2020), berikut lima mitos tentang masker wajah yang tidak boleh dipercaya oleh masyarakat:
Baca Juga: Google Kampanyekan Penggunaan Masker Lewat Doodle Hari Ini
1. Virus Covid-19 tidak nyata, jadi tidak perlu menutupi wajah
Lebih dari 16,4 juta kasus Covid-19 dikonfirmasi dan hampir 654.000 angka kematian yang tercatat di seluruh dunia, tapi beberapa orang masih percaya bahwa virus itu tidak nyata atau tipuan.
Sebagai contoh, Amerika Serikat telah memiliki lebih dari 4 juta kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 150.000 kematian.
Tetapi menurut laporan Marketwatch, sekitar satu dari tiga orang Amerika percaya bahwa virus Corona belum membunuh sebanyak yang dilaporkan.
Video-video berisi konspirasi yang beredar luas di dunia maya pun telah berulang kali dibantah oleh seluruh komunitas medis dan ilmiah.
Baca Juga: Trik dan Tips Make Up Tahan Lama Saat Pakai Masker dan Face Shield
Seharusnya, penggunaan masker tetap diterapkan jika seseorang pergi ke luar rumah karena tidak ada yang tahu apakah orang tersebut, atau yang lainnya mungkin terinfeksi tanpa diketahui, entah karena asimptomatik, presimptomatik, atau salah mengira gejala ringan untuk penyebab lain.