Ini Penyebab Belasan Ekor Paus Pilot Terdampar dan Mati di NTT

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 04 Agustus 2020 | 21:57 WIB
Ini Penyebab Belasan Ekor Paus Pilot Terdampar dan Mati di NTT
Ilustrasi paus terdampar. Foto: ratusan ekor paus pilot terdampar di sebuah pantai di Australia pada Maret 2018 lalu. [AFP/Western Australia of Biodiversity and Attractions]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat kelautan dan perikanan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Chaterina Agusta Paulus,MSi mengatakan ada lima faktor yang menyebabkan belasan ekor paus pilot terdampar di pesisir NTT beberapa waktu terakhir.

Seperti diwartakan sebelumnya selama Juli 2020 ada setidaknya 12 ekor paus yang terdampar di garis pantai NTT. Sebelas di antaranya akhirnya mati.

"Ada lima faktor yang menjadi penyebab paus terdampar dan mati," kata Chaterina Agusta Paulus di Kupang, Selasa (4/8/2020).

Faktor pertama adalah upwelling - pengadukan massa air laut dalam yang dingin dan air permukaan yang hangat - di Laut Sawu. Menurut Chaterina Laut Sawu sangat dinamis, karena merupakan pertemuan dua massa arus besar dari Samudera Hindia dan Laut Banda.

Baca Juga: Sebelas Ekor Paus Pilot Terdampar di Sabu Raijua, Cuma 1 yang Selamat

"Laut Sawu bagaikan kolam raksasa yang sangat dinamis akibat pergerakan massa air laut," imbuh dia.

Faktor kedua adalah kondisi paus tua sakit atau cedera. Seringkali hewan yang muncul di pantai menjadi kelelahan, kurang gizi, atau belum makan karena mereka sakit.

"Tetapi ini kebanyakan terjadi saat hanya satu ekor paus pilot terdampar dan tidak berkelompok," kata Chaterina.

Ketiga adalah kesalahan navigasi. Aspek-aspek tertentu dari garis pantai atau dasar laut dapat membingungkan paus, terutama jika hewan ini berkeliaran di luar habitat biasanya. Ini bisa terjadi di tempat seperti ujung Pulau Raijua, tempat paus pilot sering kali terdampar.

"Adakalanya hal ini terjadi karena fitur geografis dari garis pantai," jelas Chaterina.

Baca Juga: Lautan Darah, Ratusan Paus jadi Korban Tradisi Perbururan di Denmark

Faktor ke empat adalah karena mengikuti pemimpin kelompok (social bonding). Artinya, jika seekor paus yang menjadi pimpinan kawanan terluka atau tersesat, maka kawanannya akan mengikuti.

Kemungkinan kelima adalah suhu air yang lebih hangat.

"Kemungkinan ini berpengaruh terjadi saat arah mangsa bergerak dan sebagai akibatnya paus mengikuti arah mangsa bergerak seperti menuju perairan hangat (bisa juga dekat dengan pantai)," tutup dia. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI