Suara.com - Amazon tidak segan mengeluarkan dana senilai 10 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 147 triliun agar bisa bersaing dengan bos SpaceX, Elon Musk, dalam pengadaan internet berbasis satelit luar angkasa.
Secara terbuka, Amazon mengatakan bahwa pihaknya siap berkompetisi dengan layanan internet berbasis satelit luar angkasa yang sedang dijajal SpaceX dengan Starlink-nya.
Sebagai langkah awal, Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) telah memberi Amazon lampu hijau untuk meluncurkan lebih dari 3.000 satelit ke orbit rendah-Bumi (LEO).
Setibanya di orbit yang telah ditentukan, satelit-satelit ini akan mengirimkan koneksi internet broadband kepada para penggunanya di Bumi.
Baca Juga: Hari Ini Tepat 62 Tahun Lahirnya NASA dan Perlombaan Luar Angkasa
Melalui Project Kuiper, Amazon berinvestasi senilai 10 miliar dolar AS untuk memastikan SpaceX tidak memonopoli bisnis di sektor ini.
Di luar pendanaan tersebut, Jeff Bezos selaku bos Amazon sudah punya perusahaan layanan komputasi awan (cloud) dan roket swasta yang bakal memuluskan misi ini.
Jika misi ini berhasil, Project Kuiper diharapkan bisa memberikan akses internet yang merata ke seluruh penjuru dunia.
"Masih terlalu banyak tempat di berbagai belahan dunia yang akses internetnya lambat, atau bahkan tidak ada sama sekali. Project Kuiper akan mengubahnya," kata Senior Vice President Amazon, Dave Limp, seperti dikutip dari Metro, Selasa (4/8/2020).
"Investasi 10 miliar dolar AS (Rp 147 triliun) ini akan kami pakai untuk menciptakan lapangan kerja di Kuiper dan membantu pemerintah AS untuk memperkuat infrastruktur broadband," imbuhnya.
Baca Juga: Kaesang Sebut Koneksi Internet Istana Lambat, Warganet Main Tebak-tebakan
Meski belum menetukan tenggang waktu untuk misi ini, tetapi Amazon diketahui telah membuka fasilitas penelitian dan pengembangan baru di kawasan Redmond, Washington.