Dalam video berdurasi sekitar 30 menit, Anji menghadirkan narasumber bernama Hadi Pranoto, yang disebut sebagai pakar mikrobiologi serta dipanggil dengan julukan "profesor" dan sesekali "dokter".
Ia mengklaim telah menemukan obat herbal yang dapat menyembuhkan pasien Covid-19 dalam hitungan hari, serta mampu mencegah orang terkena penyakit tersebut.
Ia juga mengumbar klaim-klaim luar biasa, seperti adanya metode tes "swab digital" dengan harga sangat murah - hanya Rp10.000-20.000, bahwa virus Covid-19 tidak bisa dilawan dengan vaksin dan baru bisa mati pada suhu 350 derajat celsius, serta - barangkali yang paling konyol - virus Covid-19 berasal dari Perang Korea.
Namun, sosok Hadi Pranoto yang diwawancarai Anji tidak bisa ditemukan di pangkalan data pendidikan tinggi yang dikelola Kemendikbud.
Baca Juga: Dijerat UU ITE, Anji dan Profesor Hadi Pranoto Terancam Langsung Ditahan
Pun makalah risetnya tentang obat herbal tidak ditemukan di Google Scholar maupun portal SINTA milik Kemenristek.
Ketua IDI, Dokter Daeng Faqih, juga mengatakan, asosiasi dokter di Lampung tidak mengenal nama Hadi Pranoto.
"Sehingga apa yang disampaikan, pertama, tidak mewakili seorang dokter, kedua, tidak sesuai dengan fakta data ilmiah yang bisa menguatkan," ujarnya.
Mengikis kepercayaan
Video yang - sebelum dihapus - telah ditonton 450.000 kali dan mendapat 9.000 likes itu mendukung pesan Anji, dan sejumlah selebritas lainnya, bahwa virus corona tidaklah separah yang diberitakan.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Anggap Anji Tidak Bertanggung Jawab
Dr. Daeng mengatakan video tersebut dikhawatirkan mengikis kepercayaan masyarakat pada informasi resmi dari pemerintah.