Suara.com - Kodak, yang dulunya dikenal sebagai produsen kamera, kini melebarkan sayapnya ke bidang farmasi melalui perusahaan bernama Kodak Pharmaceuticals.
Rencana ini muncul setelah pemerintah Amerika Serikat mengucurkan pinjaman dana sebesar 765 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau nyaris mencapai Rp11,2 triliun kepada Kodak. Nantinya, Kodak Pharmaceuticals akan memproduksi bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan obat.
Menurut laporan The Verge pada Kamis (30/7/2020), Kodak Pharmaceuticals akan memasok bahan-bahan pembuatan obat untuk menanggulangi COVID-19 di Negara Paman Sam yang tak kunjung mereda.
"Setelah semuanya beroperasi, kami akan memasok hingga 25 persen bahan-bahan farmasi aktif yang digunakan dalam non-biologis, non-antibakteri, obat-obatan generik," kata CEO Kodak, Jim Continenza.
Baca Juga: Kodak Banting Setir Jadi Pabrik Obat Virus Corona
Sebagai prioritas, Kodak Pharmaceuticals akan menyediakan bahan-bahan untuk pembuatan hydroxychloroquine.
Pasalnya, Presiden of The United States atau POTUS, Donald Trump telah sering mempromosikan hydroxychloroquine sebagai obat untuk COVID-19, meskipun obat ini telah berulang kali terbukti tidak efektif sebagai pengobatan untuk melawan virus.
"Percobaan klinis yang luar biasa melihat hydroxychloroquine tidak efektif pada penyakit Coronavirus," ujar Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.
Terlepas dari bahan pembuatan hydroxychloroquine yang akan disediakan Kodak untuk pemerintah Amerika Serikat, perusahaan ini sejatinya bukan nama baru di industri farmasi.
Pada 1988, Kodak sempat memproduksi obat Sterling Drug dengan dana 5,1 miliar dolar AS, meskipun baru dikomersialkan pada 1994.
Baca Juga: Kedua Kalinya, WHO Hentikan Uji Coba Hydroxychloroquine