Suara.com - Stonehenge adalah salah satu situs penyandang gelar Warisan Dunia UNESCO yang dibangun Zaman Perunggu dan Zaman Neolitikum. Para arkeolog dan ahli geologi telah menghabiskan beberapa abad memperdebatkan asal-usul bahan-bahan yang digunakan untuk membangun Stonehenge dan sekarang, para ilmuwan akhirnya mengetahui darimana batu itu berasal.
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Science Advances, para ilmuwan memberikan bukti yang cukup meyakinkan bahwa batu-batu besar Stonehenge bersumber dari tempat yang disebut West Woods, sekitar 25km dari monumen itu sendiri.
Stonehenge berlokasi di wilayah Wiltshire, Inggris, Britania Raya. Berisi batu-batu dari berbagai jenis dan ukuran. Arsitektur utama monumen ini adalah megalit silcrete yang sangat besar dan umumnya dikenal sebagai sarsens. Sementara susunan batu yang lebih kecil disebut bluestones juga ditemukan di seluruh situs. Diperkirakan bahwa monumen ini awalnya berisi sekitar 80 sarsens, meskipun hanya 52 yang tersisa di situs saat ini.
Penelitian sebelumnya telah melacak banyak bluestones kembali ke berbagai titik asal batu ini, bahkan beberapa di antaranya telah diangkut lebih dari 200km dari lokasi di Wales oleh pembangun Stonehenge.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Monumen Zaman Neolitikum Usia 4.500 Tahun Dekat Stonehenge
Sedangkan sumber asal sarsens sebelumnya masih menjadi misteri bagi para ilmuwan. Untuk memecahkannya digunakan teknik berjuluk portable X-ray fluorescence spectrometry untuk menganalisis komposisi kimia dari sarsens yang tersisa, sebelum membandingkannya satu sama lain untuk menentukan tingkat variabilitas kimia batu.
Dari 52 sarsens, sebanyak 50 di antaranya ditemukan berbagi kimia yang konsisten, menunjukkan bahwa batu-batu itu berasal dari tempat yang sama. Untuk menunjukkan titik asal komunal ini, para penulis penelitian membandingkan tanda geokimia dari salah satu batu dengan batu-batu lain yang berasal dari sekitar Inggris. Dengan melakukan metode itu, para ahli dapat mengidentifikasi West Woods, yang terletak di sebelah utara Stonehenge, sebagai sumber batu besar.
Dilansir dari IFL Science pada Kamis (30/7/2020), temuan ini juga menimbulkan beberapa pertanyaan baru yang menarik. Sebagai contoh, dua sarsens yang termasuk dalam analisis ini, dikenal sebagai Batu 26 dan Batu 160, ditemukan berasal dari titik asal yang berbeda serta tidak dikenal. Keanehan ini masih tidak dapat dijelaskan oleh para penulis penelitian.
Di sisi lain, hasil penelitian ini setidaknya mengonfirmasi bahwa 50 sarsens lainnya mungkin dibawa ke lokasi pada saat yang sama, menunjukkan bahwa batu-batu itu dikumpulkan selama satu tahap konstruksi. Ini mendiskreditkan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa salah satu sarsens ini, yang dikenal sebagai Heel Stone, bersumber dari wilayah yang dekat dan didirikan terlebih dahulu. Sedangkan yang lain dibawa dari tempat yang jauh, sesudah batu pertama.
Terlepas dari penemuan terbaru mengenai sejarah Stonehenge, para ilmuwan masih tidak dapat mengonfirmasi dengan pasti siapa yang membangun monumen kuno ini dan apa tujuan di balik pembangunannya.
Baca Juga: 5 Fakta Stonehenge, Monumen Batu yang Masih Diselimuti Misteri