Kantongi Izin, Ilmuwan Akan Buat Eksperimen Nulklir Terbesar di Dunia

Rabu, 29 Juli 2020 | 16:00 WIB
Kantongi Izin, Ilmuwan Akan Buat Eksperimen Nulklir Terbesar di Dunia
Ilustrasi simbol radiasi. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah menunggu izin selama 14 tahun, para ilmuwan mulai merakit mesin raksasa di Perancis selatan yang dirancang untuk menunjukkan bahwa fusi nuklir, sebuah proses yang memberi kekuatan pada Matahari, dapat menjadi sumber energi yang aman dan layak di Bumi.

Eksperimen multinasional ini dikenal sebagai International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER). Tujuan eksperimen adalah untuk menunjukkan bahwa kekuatan fusi dapat dihasilkan secara berkelanjutan dan aman, pada skala komersial, dengan percobaan awal akan dimulai pada Desember 2025.

Fusi memberikan kekuatan pada Matahari dan bintang-bintang lainnya ketika inti atom cahaya bergabung bersama untuk membentuk yang lebih berat, melepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar.

Tantangan dalam eksperimen ini adalah membangun sebuah mesin yang dapat memanfaatkan energi ini dan dapat bertahan di bejana reaktor serta dikendalikan oleh medan magnet yang sangat kuat.

Baca Juga: Tinggal di Mars dan Bulan, Manusia Bisa Bermodalkan Tenaga Nuklir

"Dengan fusi, nuklir memberikan janji utnuk masa depan," kata Emmanuel Macron, Presiden Perancis dalam pesan yang disiarkan, seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (29/7/2020).

Sebagai teknologi, Macron menjanjikan energi bersih, tidak ada karbon, aman, dan bebas limbah. Macron diketahui telah lama menganjurkan tenaga nuklir dalam perang global melawan perubahan iklim yang didorong oleh gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam.

Eksperimen ini pun mendapat pujian dari Presiden Korea Selatan Moon Jae In yang menyebutnya sebagai proyek sains internasional terbesar dalam sejarah manusia dan menawarkan harapan akan sumber energi yang bersih dan aman pada 2050.

Proyek ITER sebelumnya diluncurkan pada 2006 oleh 35 negara termasuk Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Swiss, India, Jepang, Korea Selatan, dan 27 anggota Uni Eropa.

Menurut mitra, fusi aman dengan jumlah bahan kabar yang kecil dan tidak ada kemungkinan kecelakaan fisik, seperti halnya pembangkit listrik tenaga nuklir tradisional.

Baca Juga: Ilmuwan: Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Tak Siap Hadapi Kuman Luar Angkasa

Keuntungan yang dapat diperoleh lainnya adalah bahan bakar untuk fusi dan lithium dalam membantu mengelola reaksi ditemukan di air laut dan itu cukup berlimpah untuk mendukung manusia selama jutaan tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI