Suara.com - Proses pengiriman observatorium ke luar angkasa biasanya dibantu dengan menggunakan roket pendorong. Lumrahnya, observatiorium menjadi muatan yang dibawa roket, kemudian diluncurkan ke luar angkasa, menuju orbit di sekitar Bumi, dan siap beroperasi.
Namun, hal ini tidak berlaku bagi observatorium terbaru NASA, yakni Astrophysics Stratospheric Telescope for High Spectral Resolution Observations at Submillimeter wavelengths (ASTHROS). Badan Antariksa Amerika Serikat itu justru akan menggunakan balon raksasa seukuran stadion sepakbola untuk mengantarkan observatorium ASTHROS.
Dikutip dari New York Post, Rabu (29/7/2020), ASTHROS memuat beberapa instrumen teknologi tinggi untuk mengamati ruang dan benda di sekitar orbit Bumi dan didesain untuk mendampingi Teleskop Hubble yang sebentar lagi akan memasuki masa purnatugasnya.
Soal pembuatan balon raksasa yang akan menggendong ASTHROS hingga ke orbit Bumi, proses pembangunannya dikerjakan oleh Jet Propulsion Laboratory NASA. Dalam blueprint, balon ini ditaksir berukuran 400 kaki, atau seukuran stadion sepakbola.
Baca Juga: Astronom Cari Target Baru Misi Wahana Antariksa New Horizons
Nantinya, balon raksasa ini akan membawa ASTHROS hingga ketinggian hampir 25 mil, atau sudah memasuki orbit Bumi.
Jet Propulsion Laboratory NASA percaya bahwa balon raksasa itu akan mampu membuat ASTHROS terbang tinggi selama 28 hari, yang akan memungkinkannya mengelilingi Kutub Selatan hingga tiga kali lipat.
Setelah misi selesai, tim akan melepaskan balon dari gondola yang mengendalikan ASTHROS dari jarak jauh. Ketika gondola terlepas, parasut akan diaktifkan sebagai kode untuk kembali ke Bumi dan melakukan pendaratan.
Sekembalinya ke Bumi, balon raksasa itu bisa digunakan kembali untuk mengantarkan instrumen lainnya ke orbit sekitar Bumi, tentunya setelah dilakukan pengecekan dan perbaikan.
Baca Juga: Tawarkan Rp 2,6 Miliar, NASA Gelar Kompetisi Pengangkut Debu Bulan