Pada 2016, ribuan ekor katak ditemukan mati di pinggir Danau Titicaca. Polusi dari pertanian dan limbah plastik diduga menyebabkan kematian massal tersebut.
Katak-katak ini juga menjadi incaran khalayak karena keliru dikira memiliki afrodisiak alias zat kimia yang digunakan untuk merangsang daya seksual.
Katak ini dicampur ke dalam minuman bernama "jus kodok" di sejumlah pasar domestik, dan tubuh mereka juga digunakan sebagai jimat.
Kulit mereka yang unik kadang kala dijadikan tas kecil dan kaki mereka dimakan dengan cara dibakar atau dipanggang.
Baca Juga: Peneliti LIPI Temukan Spesies Katak Mini Baru di Sumatera Bagian Selatan
Para ilmuwan yang meneliti mereka berasal dari Museum Sains Bolivia, Museum Sejarah Alam Bolivia, Universitas Cayetano Heredia Peru, Universitas Katolik Kepausan Ekuador, Kebun Binatang Denver AS, dan LSM NaturalWay.
Peneliti-peneliti tersebut mendapat sokongan dari pemerintah Peru, Bolivia, dan lembaga United Nations Development Programme.
Semua foto dilindungi hak cipta Museum Sejarah Alam Bolivia "Alcide d'Orbigny".