Suara.com - Lebih dari seribu karyawan Twitter terhubung ke alat yang memungkinkan peretas untuk mendapatkan akses ke sejumlah akun penting, seperti Barack Obama, Bill Gates, Elon Musk dan lain-lain.
Menurut laporan New York Post yang dikutip pada Senin (27/7/2020), kejadian ini berlangsung ketika Twitter mendapatkan serangan peretasan besar-besaran pada pekan lalu.
Hal ini diduga terjadi karena peretas memanipulasi sejumlah kecil karyawan dan menggunakan kredensial mereka untuk masuk dan menyerahkan akses ke 45 akun orang terkenal di Amerika Serikat.
Twitter menolak untuk mengomentari jumlah pegawai yang terlibat, namun perusahaan berlogo burung warna biru itu sedang mencari kepala keamanan baru agar bisa lebih mengamankan sistem perusahaan.
Baca Juga: Pendapatan Kian Seret, Twitter Pertimbangkan Pasang Tarif untuk Pengguna
Atas kasus peretasan massal ini, FBI dan otoritas penegak hukum lainnya langsung turun tangan untuk melakukan investigasi. Konon, penyerangan terhadap Twitter juga dibuat untuk mendorong penipuan berbasis bitcoin. Tampak dari adanya 400 lebih transaksi pembayaran senilai 121 ribu dolar Amerika Serikat (AS) ke tiga alamat bitcoin yang disebutkan dalam tweet palsu.
Dugaan ini disampaikan Elliptic, sebuah perusahaan analisis cryptocurrency. Mereka mengamati lalu lintas perdagangan bictoin selama kasus peretasan terjadi. Dan disebutkan pula sebagian besar uang itu berasal dari pertukaran bitcoin yang berbasis di Asia, termasuk pembayaran tunggal senilai 42 ribu dolar AS.
Karena terlihat sistematis, sejumlah pihak menduga bahwa kasus peretasan Twitter ini karena ada karyawan internal perusahaan yang bekerja sama dengan hacker.
Sayangnya, baik Twitter maupun FBI sekalipun belum bisa menemukan sosok orang dalam, yang bekerja dengan kelompok peretas.
Baca Juga: Cuitkan Iklan Bitcoin, Pembobol 130 Akun Twitter Raup Rp 4,1 Miliar