Enam Desain Vaksin Covid-19 dan Pentingnya Vaksin Buatan dalam Negeri

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 26 Juli 2020 | 07:05 WIB
Enam Desain Vaksin Covid-19 dan Pentingnya Vaksin Buatan dalam Negeri
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Vaksin protein sub-unit lebih aman, namun rentan kehilangan efektivitasnya bila virus memproduksi antigen yang berubah karena mengalami mutasi, dan kemungkinan itu dapat terjadi pada SARS-CoV-2 (penyebab COVID). Untuk itu diperlukan produksi antigen baru untuk ditambahkan ke dalam vaksin agar tetap efektif. Namun sesungguhnya kemungkinan ini menjadi risiko dari semua desain vaksin.

Data GISAID, pangkalan data virus influenza dan coronavirus, menunjukkan banyaknya kluster genom SARS-CoV-2 dari berbagai belahan dunia. Walau hingga saat ini protein S yang disasar sebagai calon vaksin hingga saat ini relatif tidak bermutasi. Untuk efektif memberikan perlindungan, vaksin yang diberikan harus mencakup jenis virus lokal.

Selain itu vaksin juga dapat didesain mengandung beberapa protein sub-unit dari berbagai jenis virus yang ada. Beberapa vaksin yang saat ini telah beredar dan memakai pendekatan ini adalah vaksin hepatitis B tertentu dan vaksin pertusis yang bebas sel.

Terkadang protein sub-unit yang dikandung dalam vaksin juga perlu mendapatkan pembaruan sehingga memerlukan pemberian ulangan pada periode waktu tertentu seperti pada vaksin influenza.

Baca Juga: Mahasiswa Indonesia Terlibat dalam Pengembangan Vaksin Covid-19 Oxford

Vaksin Virus-Like Particles (VLP)

Virus-Like Particles (VLP) adalah zat dengan struktur yang mirip dengan virus, baik bentuk maupun susunan proteinnya, tapi tidak memiliki materi genom dari virus tersebut. Dengan tidak adanya materi genomik, maka VLP tidak mampu bereplikasi dan menginfeksi.

Beberapa referensi mengelompokkan vaksin VLP ke dalam vaksin protein sub-unit.

Kesulitan dari produksi vaksin VLP dibandingkan dengan produksi vaksin protein sub-unit adalah perlunya proses tambahan setelah kode genetik diterjemahkan menjadi protein.

Produksi protein via rekayasa genetika dengan menggunakan bakteri E.coli kurang berhasil dalam hal ini, karena secara umum bakteri tidak memiliki kemampuan untuk modifikasi tersebut. Selanjutnya VLP tersebut juga perlu dimurnikan dari zat-zat lainnya.

Baca Juga: Harapan Baru, Vaksin Covid-19 Buatan China Mungkin Tersedia Akhir 2020

Vaksin Engerix untuk mencegah hepatitis B, serta Cervarix, dan Gardasil untuk mencegah kanker serviks termasuk jenis vaksin VLP. Selain itu teknik VLP juga digunakan untuk memasukkan potongan gen pada terapi gen untuk penyakit genetik tertentu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI