Suara.com - China mencatat adanya gelombang kasus virus Corona (Covid-19) baru di wilayah Xinjiang. Wilayah tersebut dikenal sebagai rumah bagi sebagian besar etnis minoritas Uighur China dan melaporkan infeksi terjadi di Kota Kashgar, setelah mendeteksi krisis virus baru di Urumqi, ibukota regionalnya.
Di sisi lain, Hong Kong juga sedang bergulat dengan wabah baru Covid-19. Itu terjadi ketika pejabat setempat melaporkan lebih dari 100 kasus pada Minggu (19/7/2020), jumlah total tertinggi dalam satu hari yang tercatat sejak pandemi dimulai.
Xianjing berusaha menghindari penyebaran virus Corona dan berhenti melaporkan kasus baru, sejak 18 Februari setelah mencatat total 76 kasus. Tetapi, Urumqi melaporkan kasus Covid-19 pertamanya dalam lima bulan, yang menginfeksi seorang pekerja ritel perempuan berusia 24 tahun.
Para pejabat mencatat lima kasus lainnya yang menyusul, mendorong pemerintah untuk memberlakukan tindakan pencegahan yang paling ketat.
Baca Juga: Vaksin Sinovac Siap Diproduksi 100 Juta Dosis Jika Uji Klinis Berhasil
Pejabat setempat menutup komunitas lokal setelah memberhentikan satu-satunya jalur kereta bawah tanah kota dan membatalkan ratusan penerbangan masuk dan keluar dari bandara internasionalnya.
Pihak berwenang Urumqi menyatakan bahwa kota itu telah memasuki "mode perang" dan meluncurkan rencana tanggap darurat ketika puluhan infeksi baru terus muncul.
Pejabat Xinjiang pada Senin (20/7/2020) melaporkan 17 kasus virus Corona baru lainnya yang dikonfirmasi, di mana satu kasus ditemukan di Kota Silk Road Kashgar, sekitar 1.474 kilometer dari Urumqi.
Sebanyak 50 pasien tanpa gejala telah dilaporkan di Xinjiang dan lebih dari 3.000 orang saat ini dikarantina di Urumqi untuk observasi medis.
Menurut pihak berwenang, masih belum jelas apakah semua pasien terkait dengan kelompok infeksi yang sama. Hingga Senin, Xinjiang telah mencatat total 123 kasus Covid-19 dan tiga kematian sejak Januari.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 China Jalani Tes Terakhir di Brasil
Wuhan sebelumnya berhasil dalam menanggulangi penyakit ini dengan mengakhiri transmisi lokal pada akhir Juni. Namun, dalam dua minggu terakhir, infeksi kembali melonjak dan para dokter khawatir wabah baru sekarang menyebar secara tidak terdeteksi.
Carrie Lam, Chief Executive of Hong Kong, mengatakan lebih dari 500 infeksi telah dikonfirmasi dalam dua minggu terakhir, hampir sepertiga sejak wabah dimulai.
"Saya pikir situasi sekarang benar-benar kritis dan tidak ada tanda bahwa situasi sedang dikendalikan," ucap Lam, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (24/7/2020).
Lam mengumumkan langkah-langkah jarak sosial baru minggu lalu, menutup banyak bisnis termasuk bar, gimnasium, dan klub malam serta memerintahkan semua orang untuk mengenakan masker wajah di transportasi umum dan di ruang publik manapun. Ia juga meminta para pegawai negeri yang tidak berkepentingan untuk bekerja di rumah.
Lam menambahkan bahwa pihak berwenang akan membangun 2.000 ruang isolasi lebih lanjut di dekat resor Disneyland untuk memantau dan menangani pasien positif.
Pemerintah Hong Kong mencatat jumlah 73 kasus baru pada Senin, sehingga totalnya menjadi 1.959 kasus di mana 12 orang meninggal dunia akibat Covid-19.