Terdepan Pembuatan Vaksin Covid-19, Saham Dua Perusahaan Ini Meroket

Kamis, 23 Juli 2020 | 14:36 WIB
Terdepan Pembuatan Vaksin Covid-19, Saham Dua Perusahaan Ini Meroket
Ilustrasi obat virus corona. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai saham Astrazeneca dan Synairgen meningkat drastis setelah kedua perusahaan saling mengklaim menjadi perusahaan terdepan dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Astrazeneca menyatakan bahwa terobosan besar dalam pengembangan obat virus corona mengantarkan nilai saham mereka ke rekor tertinggi.

Uji coba vaksin Covid-19 kepada manusia yang sedang dikembangkannya dengan Universitas Oxford telah menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Sementara itu, Synairgen mengungkapkan penelitiannya berpotensi untuk membantu penyembuhan pasien yang sudah terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Sebanyak 1.620 Orang Indonesia Akan Disuntik Calon Vaksin Covid-19 Sinovac

Temuan ini dianggap sangat menjanjikan. Bahkan para ilmuwan mengatakan akan melakukan uji coba dalam jumlah yang lebih besar untuk memastikan kemampuan vaksin yang mereka buat.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Setelah pengumuman, saham Astra mencapai rekor tertinggi, sedangkan saham Synairgen sempat naik 558 persen. Namun ketika penutupan saham, naik di angka 420,6 persen.

Hari ini saham Astra diperdagangkan sedikit turun di 9.254,5 poundsterling dan Synairgen naik 7 persen di 203,7 poundsterling.

Sementara itu perusahaan obat Inggris lainnya, Glaxosmithkline, mengeluarkan dana 130 juta poundsterling untuk membeli 10 persen saham pembuat vaksin Jerman, Curevac, agar mereka segera bisa membuat vaksin virus corona.

Meski begitu, penelitian Astrazeneca dan Oxford-lah yang menunjukkan proses paling menjanjikan, menuju vaksin yang diharpkan bisa mengakhiri pandemi.

Baca Juga: Unpad Siap Lakukan Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari China, Mulai Kapan?

Obat yang disebut AZD1222 itu terbuat dari virus influenza pada simpanse yang telah dimodifikasi agar menyerupai struktur virus corona, sehingga sistem kekebalan tubuh dapat mempelajari cara untuk melawan virus.

Pada tahap uji coba awal, para peneliti Oxford bersama Astrazeneca melibatkan 1.077 orang untuk melihat kemampuan obat ini.

Ilustrasi Oxford of University. [Shutterstock]
Ilustrasi Oxford of University. [Shutterstock]

Hasil penelitian tersebut, yang sudah dipublikasikan jurnal medis The Lancet, menunjukkan bahwa vaksin AZD1222 aman bagi manusia dan berhasil memicu respons kekebalan. Dari seluruh partisipan yang diberi satu dosis, 90 persen diantaranya berhasil membuahkan antibodi.

"Kami berharap vaksin ini akan memberikan sistem kekebalan terhadap virus corona, sehingga vaksin yang kami buat akan melindungi orang untuk jangka waktu yang lama," tulis penulis utama studi Andrew Pollard dari Universitas Oxford, sebagaimana dikutip dari Daily Mail, Kamis (23/7/2020).

Meski begitu, mereka masih memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum dapat mengonfirmasi bahwa vaksin tersebut efektif melindungi manusia terhadap Covid-19, sekaligus memastikan untuk berapa lama perlindungan itu sanggup bertahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI