Sebagian besar mikroba tersebut kemungkinan adalah bakteri aerob, artinya itu adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan tumbuh.
Mengingat kelangkaan nutrisi yang jauh ke bawah laut, kemungkinan mikroba ini telah memperlambat "jam tubuh" untuk menjalani kehidupan yang sangat lamban, lengkap dengan metabolisme yang lambat dan kecepatan evolusi yang sangat lambat.
"Kami percaya komunitas mikroba itu telah bertahan di sana selama 100 juta tahun, dengan jumlah generasi yang tidak diketahui. Karena fluks energi yang dihitung untuk mikroba sedimen dasar laut hampir tidak cukup untuk perbaikan molekuler, jumlah generasi bisa sangat rendah," tambah D'Hondt.
Sebelumnya, disebutkan bahwa kehidupan dapat bertahan hidup hanya beberapa meter di bawah dasar laut, yaitu di dekat tepi benua di mana banyak bahan organik dapat ditemukan.
Namun dengan adanya temuan ini menunjukkan bahwa kehidupan di bawah dasar laut jauh lebih beragam dan menakjubkan daripada yang didasari sebelumnya. Dalam sebuah penelitian terpisah yang diterbitkan pada Maret 2020, para ilmuwan bahkan menemukan komunitas mikroba yang hidup sekitar 750 meter di bawah dasar laut.
Baca Juga: Tidak Sakit, Tes Covid-19 Ini Klaim Berikan Hasil Akurat Hanya 45 Menit