Oxford Belum Pede Vaksin Covid-19 Bisa Digunakan Akhir 2020

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 22 Juli 2020 | 06:00 WIB
Oxford Belum Pede Vaksin Covid-19 Bisa Digunakan Akhir 2020
Ilustrasi Oxford of University. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - University of Oxford di Inggris mengungkapkan kemungkinan vaksin Covid-19 dapat digunakan akhir 2020, tapi belum ada kepastian soal itu. Hal ini disampaikan peneliti yang mengembangkan antivirus tersebut.

Calon vaksin Covid-19 yang hak patennya diberikan kepada AstraZeneca itu berhasil menciptakan respon imun atau kekebalan pada uji coba klinis awal. Hasil positif itu membuat pihak Oxford berharap calon vaksin bisa digunakan akhir tahun ini.

"Target bahwa vaksin ini dapat dikeluarkan akhir tahun, merupakan salah satu kemungkinan, tetapi tentunya belum ada kepastian soal itu karena ada tiga hal yang masih harus dipenuhi," ujar Ketua Pengembang Vaksin dari Oxford University, Sarah Gilbert saat diwawancarai BBC Radio dilansir Antaranews, Rabu (22/7/2020).

Menurutnya, vaksin harus terlebih dahulu menunjukkan kemanjuran pada tahap akhir pengujian, perlu diproduksi dalam jumlah besar, dan pemerintan pun harus secepatnya memberi izin penggunaan vaksin untuk kebutuhan darurat.

Baca Juga: Unpad Siap Lakukan Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari China, Mulai Kapan?

"Tiga faktor ini harus dilalui terlebih dahulu sebelum kita dapat melihat banyak orang divaksin," jelas dia.

Sejumlah ilmuwan Oxford berharap satu juta dosis vaksin sudah dapat diproduksi pada September 2020 mendatang.

Meskipun kerja sama dengan AstraZeneca memungkinkan rencana itu terwujud, angka prevalensi atau jumlah pasien positif Covid-19 di Inggris yang menurun, menyulitkan proses pengujian khasiat vaksin.

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Uji klinis vaksin yang dikembangkan Oxford University saat ini berlangsung di Brazil dan Afrika Selatan. Amerika Serikat pun mulai berpartisipasi dalam uji coba tesebut.

"Faktor paling penting, kami dapat mengumpulkan orang yang terpapar virus dalam jumlah cukup ditambah dengan jumlah vaksin yang memadai, sehingga kami dapat mengetahui apakah vaksin dapat mencegah penyakit dan tetap aman digunakan," ucap Profesor Kedokteran University of Oxford, John Bell, saat diwawancarai BBC Radio.

Baca Juga: Uji Coba Fase II Vaksin Covid-19 di China Disebut Aman

Dia yakin dengan mengingat rendahnya tingkat penularan di UK, para relawan yang telah direkrut dari Brazil dan Afrika Selatan, akan membantu memerikan data terkait keamanan vaksin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI