Kajian ini bermula dari frustrasi Osbron untuk memotret binatang di dasar lautan. Rasa putus asa itu menginspirasinya dan para sejawatnya untuk mengembangkan skala mikroskopik agar bisa melihat secara lebih dekat.
"Setiap foto yang saya ambil sangat buruk. Itu menimbulkan frustrasi," ujar Osbron kepada BBC News.
"Lalu saya sadar bahwa ikan-ikan itu memiliki kulit yang sungguh aneh. Kulit mereka hitam, jadi menyerap semua cahaya," ucapnya.
Kulit penjebak cahaya itu, menurut para peneliti, adalah kamuflase paling ampuh di dasar laut, sebuah wilayah sangat minim cahaya.
Baca Juga: Badak Bercula Satu yang Langka Tewas Karena Banjir di India
Di dasar laut terdapat beberapa spesies lain, termasuk para predator, yang menciptakan cahaya mereka sendiri.
"Anda tidak tahu cahaya akan datang dari mana," kata Osborn.
"Jadi hidup di dasar laut seperti bermain petak umpet di lapangan sepak bola. Cara terbaiknya adalah menjadi hijau dan berbaring sedatar mungkin," ujar Osborn.
"Berkulit hitam sangat membantu para speies ini untuk bertahan hidup."
Upaya Osborn untuk memotret secara indah spesies ultra gelap yang hidup 200 meter di bawah permukaan air laut itu akhirnya terbayar.
Baca Juga: Tidak Sengaja, Ilmuwan Ciptakan Ikan Hibrida dari Leluhur Dinosaurus
"Butuh pencahayaan khusus dan proses menyunting panjang di Photoshop," kata Osborn.