Suara.com - Kabar baik, ilmuwan baru mengonfirmasi bahwa mereka telah menemukan spesies baru sugar glider yang ada di Australia. Meski demikian, ilmuwan langsung khawatir mengenai status konservasi hewan imut tersebut.
Dua spesies baru sugar glider berhasil diidentifikasi oleh ilmuwan dari Charles Darwin University (CDU).
Penelitian mengungkapkan bahwa hewan imut ini sebenarnya merupakan tiga spesies yang berbeda.
Sebelumnya, sugar glider (Petaurus breviceps) dianggap satu spesies tunggal.
Baca Juga: Pasar Hewan Kurban Penuhi Sudut Istanbul
Namun kini terdapat dua spesies baru yang bergabung yaitu savanna glider (Petaurus ariel) dan Kreft's glider (Petaurus notatus).
Sugar glider atau wupih sirsik merupakan hewan endemik asli dari Papua, beberapa pulau di Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.
Nama tersebut mengacu pada selera mereka akan makanan nektar manis dan kemampuan mereka untuk meluncur di udara (glide).
Dilaporkan dalam Zoological Journal of Linnean Society, para peneliti di Charles Darwin University (CDU) mencari perbedaan genetik dan morfologis kunci di lebih dari 300 spesimen glider yang hidup dan diawetkan dari koleksi Australia.
Hasilnya, mereka menilai bahwa sugar glider merupakan tiga spesies yang berbeda di mana sebelumnya kita mengira hanya satu spesies saja.
Baca Juga: Merawat Kucing Lokal, Simak Kiatnya dari Dokter Hewan
Khusus untuk spesies baru yaitu savanna glider (Petaurus ariel), ilmuwan mengkhawatirkan status konservasinya mengingat habitat mereka telah berkurang drastis.
Savanna glider yang dapat ditemukan di hutan sabana Australia bagian utara memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih kecil jika dibandingkan sugar glider biasa.
Dikutip dari IFLScience, dua spesies yang tersisa (sugar glider dan Kreft's glider) terlihat sangat mirip pada pandangan pertama, meskipun memiliki perbedaan genetik yang cukup untuk didefinisikan sebagai dua spesies yang terpisah.
"Ketika dianggap sebagai satu spesies, sugar glider dianggap tersebar luas dan melimpah, dan digolongkan sebagai Least Concern. Perbedaan ketiga spesies ini berarti distribusi yang berkurang secara substansial untuk sugar glider, membuat spesies tersebut rentan terhadap perusakan habitat skala besar," kata Dr Teigan Cremona, peneliti dari CDU dalam sebuah rilis resmi.
Musim kebakaran yang terjadi antara 2019 hingga 2020 di Australia membuat habitat savanna glider berkurang drastis.
Para peneliti sangat khawatir tentang savanna glider yang ada di Australia utara.
Dr Alyson Stobo-Wilson, peneliti lain dari CDU memperkirakan spesies tertentu ini telah kehilangan lebih dari sepertiga habitat aslinya selama 30 tahun terakhir.
“Kita perlu segera menilai status konservasi sugar glider gula dan savanna glider sebelum hilang,” kata Dr Stobo-Wilson.
Adanya dua spesies baru sugar glider membuat ilmuwan harus berusaha kembali menghitung jumlah hewan tersebut agar status konservasinya terkuak serta keberadaan mereka semakin terjaga.