Namun, beberapa ahli medis lainnya tidak sepenuhnya yakin dengan klaim tersebut.
"Studi kasus ini tidak memberikan bukti kuat untuk penularan Covid-19 melalui plasenta. Laporan hanya menunjukkan keberadaan virus di dalam lapisan luar plasenta (syncytiotrophoblast), tidak ada bukti virus di lapisan sel berikutnya (stromal cells). Karena itu, ada bukti bahwa plasenta itu sendiri mungkin terinfeksi, tetapi tidak ada bukti bahwa virus telah berhasil melalui plasenta untuk menginfeksi janin," bantah Profesor Alexander Heazell, profesor kebidanan dan direktur Tommy's Maternal and Fetal Health Research Centre di University of Manchester.
Meskipun tampaknya ada bukti yang berkembang tentang kemungkinan penularan dalam rahim, tampaknya risiko bayi baru lahir yang tertular Covid-19 masih rendah. Walau begitu, ini adalah masalah yang harus diwaspadai oleh dokter.
Menurut Profesor Marian Knight dari Maternal and Child Population Health di University of Oxford, di antara ribuan bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi Covid-19, sangat sedikit yang dilaporkan juga terinfeksi virus, hanya sekitar 1 hingga 2 persen.
Baca Juga: Diduga Penambahan Kasus Baru, Remaja Mongolia Ini Terserang Wabah Pes