Mereka mencari potongan-potongan DNA yang merupakan karakteristik dari setiap populasi dan segmen-segmen yang "identik dengan keturunan" - artinya mereka mewarisi dari leluhur yang sama beberapa generasi yang lalu.
"Kami menemukan beberapa segmen keturunan penduduk asli Amerika yang identik dengan sejumlah penduduk di Kepulauan Polinesia," kata Ioannidis.
"Itu bukti konklusif bahwa ada sebuah peristiwa kontak bersama," ungkapnya.
Dengan kata lain, orang-orang Polinesia dan penduduk asli Amerika bertemu pada satu titik dalam sejarah, dan selama itulah anak-anak keturunan penduduk asli Amerika dan Polinesia lahir.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Spesies Aneh Baru di Jurang Samudera Pasifik
Analisis statistik telah mengkonfirmasi bahwa peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1200, saat kepulauan Pasifik awalnya ditempati oleh orang-orang Polinesia.
Ditanya tentang siapa yang pertama kali melakukan kontak, Ioannidis menduga bahwa kemungkinan adalah para navigator Polinesia yang mencapai Amerika Selatan.
"Karena waktunya tepat saat orang-orang Polinesia memulai perjalanan selama penjelajahan terlama dan tidak lama setelah mereka menemukan Pulau Paskah, yang sangat terpencil, dan juga kemudian menetap di Selandia Baru dan Hawaii," ungkapnya.
"Mereka tidak tahu akan menuju sebuah benua di luar kawasan kepulauan mereka, jadi saya pikir mereka kemungkinan telah menemukan sebuah benua," katanya.
"Mereka berlayar melawan angin ketika mencoba menemukan pulau-pulau baru, seperti dikatakan para antropolog yang meyakininya, karena jika mereka tidak menemukan sebuah pulau, mereka bisa kembali ke rumah, sehingga mereka bisa pulang dengan cepat. Mereka berlayar sejauh 1.000 kilometer di lautan terbuka."
Baca Juga: Umumkan Lockdown, Perdana Menteri India Ibaratkan Epik Ramayana
Tim itu juga mampu melokalisasi sumber DNA penduduk asli Amerika dengan masyarakat asli di Kolombia.