Astronom Temukan Dinding Galaksi Raksasa Membentang di Alam Semesta

Rabu, 15 Juli 2020 | 14:00 WIB
Astronom Temukan Dinding Galaksi Raksasa Membentang di Alam Semesta
Ilustrasi Astronom. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para astronom menemukan salah satu struktur kosmik terbesar yang pernah ditemukan, yaitu dinding yang membentang sepanjang 1,4 miliar tahun cahaya yang berisi ratusan ribu galaksi.

Disebut South Pole Wall, dinding ini telah menyaingi Sloan Great Wall, struktur kosmik terbesar keenam yang ditemukan.

Para astronom telah memperhatikan sejak lama bahwa galaksi tidak tersebar secara acak di seluruh alam semesta, terkadang berkumpul bersama sebagai jaring kosmik, untaian gas hidrogen yang sangat besar tempat galaksi digantung seperti mutiara pada kalung.

"Pemetaan utas intergalaksi ini milik bidang kosmografi, yang merupakan 'kartografi kosmos'," kata Daniel Pomarede, peneliti studi dan seorang kosmografer di Universitas Paris-Saclay di Perancis, seperti dikutip dari Space.com, Rabu (15/7/2020).

Baca Juga: Astronom Sebut Mars Dapat Berubah Jadi Planet Bercincin

Pekerjaan kosmografis sebelumnya telah memetakan sejauh mana rakitan galaksi lainnya, seperti pemegang rekor struktural saat ini yang disebut Hercules-Corona Borealis Great Wall, yang membentang 10 miliar tahun cahaya atau lebih dari sepersepuluh ukuran alam semesta yang terlihat.

Pada tahun 2014, Pomarede dan timnya meluncurkan superkluster Laniakea, sebuah koleksi galaksi di mana Bimasakti berada. Lanaikea berisi kira-kira massa 100 juta miliar Matahari.

Untuk pemetaan baru, para ilmuwan menggunakan survei langit yang baru dibuat untuk mengintip ke wilayah yang disebut Zone of Galactic Obscuration. Ini adalah area di bagian selatan langit tempat cahaya terang dari Bimasakti menghalangi sebagian besar dari apa yang ada di belakang dan sekitarnya.

Ahli kosmografi biasanya menentukan jarak ke objek menggunakan redshift, kecepatan di mana objek mundur dari Bumi karena perluasan alam semesta, yang tergantung pada jarak objek. Semakin jauh suatu objek, semakin cepat objek itu tampak mundur dari Bumi.

Tetapi Pomerede dan timnya menggunakan teknik yang sedikit berbeda, dengan melihat kecepatan galaksi yang khas. Pengukuran ini termasuk redshift, tetapi juga memperhitungkan pergerakan galaksi di sekitar satu sama lain saat galaksi saling tarik secara gravitasi.

Baca Juga: Dibantu Warga, Astronom Temukan Katai Cokelat Terdekat dari Bumi

Keuntungan dari metode ini adalah dapat mendeteksi massa tersembunyi yang secara gravitasi mempengaruhi bagaimana galaksi bergerak dan karena itu mengungkap materi gelap, benda-benda tak kasat mata yang tidak memancarkan cahaya tetapi menggunakan tarikan gravitasi pada apapun yang cukup dekat.

South Pole Wall. [Wikipedia]
South Pole Wall. [Wikipedia]

Dengan menjalankan algoritma yang melihat gerakan aneh dalam katalog galaksi, tim dapat memplot distribusi materi tiga dimensi di dalam dan di sekitar Zone of Galactic Obscuration. Temuan ini dirinci pada 9 Juli di The Astrophysical Journal.

Peta yang dihasilkan menunjukkan gelembung materi yang kurang lebih berpusat di titik paling selatan langit, dengan sayap besar yang membentang ke utara di satu sisi ke arah konstelasi Cetus dan sayap lainnya yang berlawanan ke arah rasi bintang Apus.

Dengan mengetahui bagaimana alam semesta terlihat pada skala besar seperti ini membantu mengonfirmasi model kosmologis saat ini. Dalam makalah, tim ilmuwan mengakui bahwa mereka mungkin belum memetakan keseluruhan South Pole Wall yang luas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI