Suara.com - Asma Afsaruddin, pakar Studi Islam di Universitas Indiana, AS mengatakan bahwa warta kesetaraan ras Nabi Muhammad di abad ke-7 menyentak masyarakat Arab saat itu. Hari-hari ini pesan itu menjadi semakin relevan.
Suatu hari di Mekah, Nabi Muhammad menyampaikan pernyataan mengejutkan kepada pengikutnya: Dia mengatakan kepada mereka bahwa semua orang diciptakan sama.
“Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa,” kata Muhammad dalam khotbah publik terakhirnya.
“Orang Arab tidak lebih unggul dibandingkan non-Arab. Dan non-Arab tidak lebih unggul dibandingkan orang Arab. Kulit putih tidak lebih unggul dari kulit hitam, dan kulit hitam tidak lebih unggul dari kulit putih, kecuali atas sikap dan perbuatan yang baik.”
Baca Juga: Diskriminasi terhadap Orang Papua Ada dalam Film dan Buku Anak
Dalam khotbah saat Haji Wada (Perpisahan) ini, yang dikenal sebagai Khotbah Perpisahan, Muhammad menjabarkan dasar cita-cita religius dan etika Islam dalam agama yang ia mulai syiarkan pada awal abad ke-7.
Kesetaraan ras adalah salah satunya. Kata-kata Muhammad menyentak masyarakat yang terbagi atas berbagai suku dan etnis.
Sekarang, ketegangan rasial dan kekerasan memanas di Amerika Serikat (AS), dan menyebar ke seluruh dunia.
Di dunia hari ini, pesan Muhammad terlihat untuk menciptakan mandat moral dan etika khusus untuk Muslim Amerika untuk mendukung gerakan protes anti-rasisme negara itu.
Menantang kekerabatan
Baca Juga: Beragama Katolik, Chicharito Anggap Nabi Muhammad sebagai Manusia Terbaik
Selain monoteisme (menyembah hanya satu Tuhan), kepercayaan pada kesetaraan semua umat manusia di mata Tuhan juga membuat umat Islam awal berbeda dari sesama Arab di Mekah.