Peneliti Temukan Cara Ubah Pensil dan Kertas Jadi Alat Kesehatan

Selasa, 14 Juli 2020 | 13:00 WIB
Peneliti Temukan Cara Ubah Pensil dan Kertas Jadi Alat Kesehatan
Ilustrasi seorang lelaki di laboratorium. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti berhasil menciptakan alat medis siap pakai hanya dengan menggunakan pensil dan kertas.

Di era serba digital seperti sekarang ini, menggunakan pensil dan menulis di atas kertas nyaris terasa kuno. Tampaknya, mungkin kita seharusnya tidak begitu cepat untuk mengabaikan peran pensil dan kertas sesederhana itu.

Pasalnya, para peneliti telah menemukan manfaat lain dari kedua benda tersebut, yakni sebagai bahan dasar untuk membuat perangkat medis.

Tim peneliti dari University of Missouri mengklaim bahwa mereka menemukan bahwa pensil yang bagian intinya mengandung dari lebih dari 90% grafit, mampu menghasilkan energi yang cukup besar. Ini berarti grafit dapat digunakan sebagai elektroda untuk penginderaan.

Baca Juga: Terungkap Hubungan Tingkat Kepercayaan pada Teori Konspirasi Covid-19

Sedangkan fleksibilitas kertas yang melekat menggambarkan bahwa benda ini bisa dengan mudah dilipat atau melengkung di sekitar bagian tubuh dan kulit.

Sisi positif lainnya dari kedua alat tulis tersebut adalah ketersediaan dan harganya yang relatif murah. Selain itu, pensil dan kertas lebih mudah terdegradasi dibandingkan dengan plastik yang artinya ramah lingkungan.

Dalam tingkatan yang lebih kompleks, pensil dan kertas juga dapat digunakan untuk membuat sensor dengan tingkat keakurasian yang tinggi.

Ilustrasi pensil. (Pixabay)
Ilustrasi pensil. (Pixabay)

"Misalnya, jika seseorang memiliki masalah tidur, kita bisa menggambar perangkat biomedis yang dapat membantu memantau tingkat tidur orang itu. Atau di dalam kelas, seorang guru dapat melibatkan siswa dengan memasukkan penciptaan perangkat yang dapat dipakai menggunakan pensil dan kertas ke dalam rencana pelajaran," kata Zheng Yan, asisten profesor di College of Engineering, sebagaimana dikutip Ubergizmo, Selasa (14/7/2020).

"Selain itu, pendekatan ini menelan biaya rendah sehungga memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan penelitian di rumah selama pandemi Covid-19," pungkasnya.

Baca Juga: Kelelawar atau Trenggiling, Mana yang Menularkan Covid-19 ke Manusia?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI