Selain itu, menurut Arief Bakhtiar, seorang dokter spesialis paru-paru di Surabaya, keluarga-keluarga yang sulit menerima diagnosis Covid-19 juga salah satu aspek tersulit.
"Ada satu kasus yang saya alami ketika seorang perempuan meninggal karena virus Corona, tetapi semua anaknya tidak bisa menerimanya. Mereka menguburkannya dengan pemakaman keagamaan. Setelah dua minggu, saya mendengar dua anggota keluarga mereka meninggal, diduga karena Covid-19," kata Arief.
Lamanya penerimaan hasil tes pun membuat situsasi menjadi lebih sulit untuk memberikan bukti kepada keluarga bahwa almarhum memiliki Covid-19, meskipun Prof Amin Soebandrio, direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, mengatakan perbaikan dalam proses laboratorium telah mempercepat pengiriman hasil.
Sedangkan di Surabaya, menurut Dr Brahmana Askandar, ketua Perhimpunan Dokter Indonesia di kota tersebut, mengatakan pemerintah daerah telah meningkatkan kesadaran akan perlunya menghindari keramaian dan mengenakan masker penutup wajah.
Baca Juga: Pakar Sebut Wabah Covid-19 di Beijing Terkendali, Tes Sejuta Orang Sehari!
"Kita bisa melihat beberapa hal membaik dalam dua minggu terakhir. Tetapi perilaku masyarakat pada akhirnya akan menentukan masa depan wabah," ucap Dr Brahmana Askandar.
Dalam laporan terakhir tentang Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak pemerintah untuk memprioritaskan tes untuk pasien yang diduga terinfeksi virus, bukan orang yang sedang memulihkan diri, dan menyebut jumlah kematian "sangat tinggi" di antara kelompok ini.
Menurut data terbaru dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center pada Selasa (14/7/2020), saat ini Indonesia telah mencatat total kasus terkonfirmasi sebanyak 76.981 dengan kasus kematian 3.656.