Suara.com - Elon Musk mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang startup chip otak-komputer misterius Neuralink, mengklaim bahwa itu dapat digunakan untuk menyembuhkan kecanduan dan depresi.
Musk mendirikan Neuralink pada 2016. Setelah menerima lebih dari 158 juta dolar AS dalam pendanaan, Neuralink mengumumkan dalam sebuah presentasi pada 2019 bahwa perusahaan telah mengembangkan perangkat "mirip mesin jahit", yang mampu menghubungkan otak secara langsung ke komputer.
Musk mengatakan, informasi lebih lanjut tentang Neuralink akan diungkap pada 18 Agustus mendatang. Hal ini membuat salah satu pengikut Musk di Instagram bernama Pranay Pathole bertanya apa kemampuan masa depan yang bisa diharapkan.
"Bisakah Neuralink digunakan untuk melatih kembali bagian otak yang bertanggung jawab menyebabkan kecanduan atau depresi? Akan sangat bagus jika Neuralink dapat digunakan untuk sesuatu seperti kecanduan atau depresi," tanya Pathole.
Baca Juga: Miris, Bunuh Diri Jadi Bahan Candaan, Publik: Gak Lucu!
Musk kemudian menjawab pertanyaan tersebut, "Pasti. Ini bagus dan menakutkan. Segala sesuatu yang pernah kita rasakan atau pikirkan adalah sinyal listrik. Alam semesta awal hanyalah sup dari quark dan lepton. Bagaimana sepotong kecil alam semesta mulai menganggap dirinya sebagai makhluk hidup?"
Dalam jangka pendek, Neuralink akan digunakan untuk mengobati penyakit otak seperti Parkinson, sementara ambisi jangka panjang untuk teknologi ini adalah memungkinkan manusia bersaing dengan kecerdasan buatan.
Versi awal dari sistem telah diuji coba pada hewan dan uji coba manusia diperkirakan akan dimulai di beberapa titik tahun ini. Musk berharap untuk mencapai semacam simbiosis dengan AI, ke tingkat yang akan membuat bahasa manusia menjadi usang atau tertinggal.
"Ini bisa terjadi dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan. Kita tidak perlu bicara. Kita akan dapat berkomunikasi dengan sangat cepat dan dengan jauh lebih presisi," kata Musk kepada Joe Rogan Podcast awal tahun ini, seperti dikutip dari Independent, Senin (13/7/2020).
Menurut para ilmuwan terkemuka di bidang antarmuka otak-komputer, kemungkinan seperti itu tidak sepenuhnya dibuat-buat. Laporan 2019 oleh Royal Society, menguraikan bagaimana antarmuka saraf dapat memungkinkan orang berkomunikasi secara diam-diam dengan membaca pikiran satu sama lain.
Baca Juga: Waduh, Studi Sebut Putus Hubungan Bisa Memperlambat Fungsional Otak?
"Orang bisa melakukan telepati sampai tingkat tertentu, dapat berkomunikasi tidak hanya tanpa berbicara tetapi tanpa kata-kata. Tidak hanya pikiran, tetapi pengalaman indrawi dapat dikomunikasikan dari otak ke otak. Misalnya, seorang yang sedang berlibur dapat mengirim 'kartu pos saraf' dari apa yang mereka lihat, dengar, atau rasakan di benak seorang teman di rumah," tulis laporan tersebut.