Film Jurassic Park Kurang Tepat, Dinosaurus Kadal Ini Ternyata Mirip Burung

Minggu, 12 Juli 2020 | 19:30 WIB
Film Jurassic Park Kurang Tepat, Dinosaurus Kadal Ini Ternyata Mirip Burung
Dilophosaurus yang digambarkan pada film Jurassic Park. (YouTube/ Liam Jacobs)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi penyuka film Jurassic Park, mereka mungkin akan familiar dengan dinosaurus yang digambarkan mirip kadal, lengkap dengan semburan ludah beracun dan jumbai di lehernya. Ternyata deskripsi tampilan di film tersebut kurang cocok dengan penelitian terbaru ilmuwan.

Ilmuwan menemukan bahwa karakter dinosaurus yang digambarkan mirip reptil kadal penghasil racun dalam ludahnya di film Jurassic Park kurang sesuai dengan fakta ilmiah.

Dilophosaurus ternyata digambarkan oleh ilmuwan memiliki morfologi yang mirip dengan burung jika dibandingkan reptil.

Pada film Jurassic Park (1993), terdapat adegan ketika staf bernama Dennis Nedry harus mati setelah diludahi dengan lendir beracun oleh Dilophosaurus.

Baca Juga: Peneliti: Dinosaurus Musnah Karena Asteroid, Bukan Erupsi Gunung Berapi

Kini adegan tersebut dianggap kurang sesuai fakta ilmiah mengingat dramatisasinya terlalu dilebih-lebihkan.

Di film, Dilophosaurus digambarkan sebagai hewan reptil mirip kadal dengan ludah beracun. (YouTube/ Liam Jacobs)
Di film, Dilophosaurus digambarkan sebagai hewan reptil mirip kadal dengan ludah beracun. (YouTube/ Liam Jacobs)

Penelitian mengenai struktur morfologi Dilophosaurus yang mirip burung ini telah diterbitkan di Journal of Paleontology.

Dilophosaurus sebenarnya adalah salah satu hewan darat terbesar pada masanya. Mereka memiliki panjang tubuh mencapai 20 kaki atau 6,1 meter.

Penelitian tentang Dilophosaurus sudah dimulai oleh ilmuwan terdahulu pada 1954.

Namun penelitian itu dianggap masih "kabur" dan belum begitu jelas menggambarkan struktur Dilophosaurus sebenarnya.

Baca Juga: Gunakan Peta 3D, Ilmuwan Ciptakan Bagian Dalam Tengkorak Dinosaurus

Ilustrasi kepala Dilophosaurus. (Press Release Eurek Alert/ The Saint George Dinosaur Discovery Site/ Brian Engh)
Ilustrasi kepala Dilophosaurus. (Press Release Eurek Alert/ The Saint George Dinosaur Discovery Site/ Brian Engh)

Hidup sekitar 183 juta tahun yang lalu selama Early Jurassic, dinosaurus yang dulu dipikirkan secara "random" ini sebenarnya tidak banyak diketahui oleh para paleontolog.

Meskipun masih banyak keraguan, itu tidak menghentikan Steven Spielberg untuk membayangkan makhluk mirip kadal lengkap dengan kulit leher mengembang dan semprotan racun.

Profesor Adam Marsh, ahli paleontologi dari University of Texas menganalisis lima spesimen Dilophosaurus terlengkap yang pernah ada.

Struktur tulang kepala Dilophosaurus. (Press Release Eurek Alert/ The Saint George Dinosaur Discovery Site/ Brian Engh)
Struktur tulang kepala Dilophosaurus. (Press Release Eurek Alert/ The Saint George Dinosaur Discovery Site/ Brian Engh)

Deskripsi penelitian terdahulu menghasilkan gambar makhluk dengan rahang lemah dan jambul rapuh, sesuatu yang menurut Marsh mungkin telah memengaruhi novel dan film Jurassic Park.

Tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa tulang rahang bertindak sebagai perancah untuk otot-otot kuat di sekitar wajah.

Itu jauh dari embel-embel "lemah" yang terlihat dari film Jurassic Park.

Dikutip dari IFLScience, penemuan mengungkapkan bahwa tulang Dilophosaurus adalah pneumatik, yang berarti tulang mereka berbintik-bintik atau berongga dengan kantong udara.

Hal tersebut memberikan sistem kerangka yang sangat ringan di mana merupakan karakteristik dari banyak burung modern yang masih ada.

Tulang pneumatik ini membantu burung mengembangkan kulit selama musim kawin dan membuat mereka dapat menghasilkan suara cukup keras.

Struktur unik rongga sinus Dilophosaurus tampaknya menunjukkan bahwa ia dapat melakukan hal yang sama dengan struktur di atas kepalanya.

"Dilophosaurus dikenal sebagai dinosaurus yang 'paling tidak' dikenal (rupa dan strukturnya). Sebelum penelitian ini, tidak ada yang tahu seperti apa Dilophosaurus itu atau bagaimana mereka berevolusi," kata Adam Marsh dalam press release-nya.

Tulang berongga dengan kantong udara ini sangat berguna bagi dinosaurus tersebut untuk menyangga sekaligus mengelola tubuh mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI