Ilmuwan dari Laboratorium Virus Wuhan Diklaim Membelot?

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 12 Juli 2020 | 13:30 WIB
Ilmuwan dari Laboratorium Virus Wuhan Diklaim Membelot?
Laboratorium P4 di Wuhan, China. [Hector RETAMAL/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Steve Bannon mengklaim bahwa para ilmuwan di laboratorium Wuhan memandang sebagai sumber potensial untuk Covid-19 telah "membelot" dan bekerja dengan badan-badan intelijen AS.

Mantan kepala strategi Presiden Trump, mengatakan kepada Daily Mail dilansir Nypost, Minggu (12/7/2020), sambil tidak memberikan bukti bahwa para peneliti dari Institut Virologi Wuhan bekerja sama dengan Barat untuk membangun sebuah kasus di mana bug menyebar dari kebocoran laboratorium.

"Mereka belum berbicara dengan media, tetapi ada orang-orang dari laboratorium Wuhan dan laboratorium lain yang telah datang ke Barat dan sedang menyerahkan bukti kesalahan Partai Komunis China. Saya pikir orang akan terkejut," kata Bannon.

Bannon, memberikan wawancara dari sebuah kapal pesiar di lepas Pantai Timur Amerika, mengatakan para pembelot itu juga berbicara dengan agen-agen di Eropa dan Inggris.

Baca Juga: Cegah Kecelakaan di Tikungan "Ciluk Ba", Ilmuwan Bikin Radar untuk Mobil

"Orang-orang di sekitar laboratorium ini telah meninggalkan China dan Hong Kong sejak pertengahan Februari. [Intelijen AS] bersama dengan MI5 dan MI6 sedang mencoba untuk membangun kasus hukum yang sangat menyeluruh, yang mungkin memakan waktu lama. Itu tidak seperti James Bond," lanjutnya.

Sebagai informasi, Bannon dan Guo Wengui, seorang miliarder China menerbangkan pesawat baling-baling yang membawa pesan anti-Komunis.

Steve Bannon. [Joel Saget/AFP]
Steve Bannon. [Joel Saget/AFP]

Pemerintah China telah menolak klaim bahwa virus itu berasal dari kebocoran laboratorium, sementara WHO membantah klaim dari Presiden Trump bahwa itu adalah "boneka" China selama pandemi.

Bannon kemudian memanggil Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mundur dari rencana untuk memungkinkan Huawei yang berbasis di China untuk bekerja di jaringan 5G baru di Inggris.

"Bagi saya, Huawei harus ditutup di seluruh dunia di setiap negara, dan aset mereka dilikuidasi. Saya katakan kepada Boris Johnson untuk matikan Huawei," katanya.

Baca Juga: Ilmuwan China Temukan Kerabat Dekat Virus Corona 7 Tahun Lalu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI