Suara.com - Uni Emirat Arab (UAE) akan meluncurkan misi antarplanet pertamanya dalam bentuk pengorbit Mars pada minggu depan. Misi ini disebut Hope atau Al Amal dalam bahasa Arab, alias Misi Mars Emirates, dan dirancang untuk mempelajari atmosfer Mars yang tipis selama satu tahun Mars atau sekitar dua tahun Bumi.
Personel misi berharap pengorbit akan memberikan wawasan baru tentang atmosfer Planet Merah di masa lalu dan saat ini. Misi tadi juga merupakan langkah ambisius untuk sebuah negara yang belum berusia 50 tahun, dan mencapai luar angkasa untuk pertama kalinya pada 2009.
"Saya pikir salah satu pesan dari misi ini adalah harapan, yang merupakan nama penyelidikan itu sendiri. Jika sebuah negara kecil seperti kami mampu mencapai misi semacam ini dan membawa diri ke Mars, maka semuanya juga bisa," ucap Hessa Al Matroushi, data sains dan pemimpin analisis untuk misi di Pusat Antariksa Mohammed Bin Rashid UAE, seperti dikutip dari Space.com pada Jumat (10/7/2020).
Misi senilai 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) ini dijadwalkan akan diluncurkan pada 15 Juli pukul 5.51 waktu setempat dan meluncur dari pusat ruang angkasa Tanegashima Space Center Jepang, menggunakan bantuan roket H-2A.
Baca Juga: Mirip Kolam Marshmallow, Begini Penampakan Kawah di Planet Mars
Misi ini juga dirancang untuk menginspirasi kaum muda di negara itu dan membuka jalan bagi terobosan ilmiah. Menurut Omran Sharaf selaku manajer proyek misi, terlepas dari tujuan ilmiah yang ambisius, misi itu dirancang untuk mengingatkan kembali ke zaman keemasan pencapaian budaya dan ilmiah di negara ini.
Uni Emirat Arab mulai melayangkan gagasan mengirim pengorbit ke Mars pada 2014 dengan jadwal tiba pengorbit di Mars sebelum Desember 2021. Karena mekanisme orbital yang rumit untuk mencapai Mars, musim panas tahun ini dinilai sebagai waktu yang ideal untuk melakukan perjalanan dari Bumi ke Mars.
Alasannya, posisi relatif Bumi dan Mars pada saat peluncuran dan kedatangan, antara Juli dan September tahun ini menawarkan rute terpendek, sehingga akan membutuhkan sedikit energi untuk mencapai Mars. Rute langka ini tidak akan terjadi hingga 2,5 tahun mendatang.
Tim ahli dari Uni Emirat Arab diminta untuk memanfaatkan keahlian internasional dan secara domestik membangun pesawat luar angkasa yang dapat memberikan wawasan baru di Mars pada jangka waktu tersebut. Tim memutuskan untuk fokus pada atmosfer Mars, yang telah dipelajari lewat penyelidikian sebelumnya tetapi tidak secara komprehensif.
Dengan menempatkan Hope ke dalam orbit yang tidak digunakan pesawat luar angkasa lain di Mars, misi ini akan dapat mempelajari atmosfer atas dan bawah secara bersamaan, memungkinkan para ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana kedua atmosfer berinteraksi. Orbit yang unik juga akan memberi para ilmuwan pemahaman terperinci pertama tentang cuaca Mars pada umumnya.
Baca Juga: Astronom Deteksi Cahaya Hijau Misterius di Atmosfer Planet Mars
Pengorbit ini dibangun oleh Mohammed bin Rashid Space Centre bersama dengan University of Colorado Boulder, Arizona State University, dan University of California.