Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui, Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memprediksi wilayah Bogor tahun ini menghadapi fenomena kemarau basah.
"Memang musim kemarau tahun ini dikatakan kemarau basah, karena jumlah kumulatif hujan dasarian lebih tinggi dari rata-rata normalnya," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Asep Firman Ilahi, di kantornya, Rabu (8/7/2020).
Kemarau basah, beber Asep seperti dilansir dari Antara, berarti musim kemarau yang curah hujannya tetap berada di atas rata-rata normal.
Ia mencontohkan rata-rata curah hujan di Bogor setiap Juni selama 30 tahun terakhir adalah 150 mm per bulan. Bila pengukuran hujan pada Juni 2020 di Bogor didapatkan 400 mm, maka dikatakan bulan Juni 2020 merupakan kemarau basah, karena curah hujan terukur melebihi rata-rata (150 mm).
Baca Juga: Panas dan Hujan Ekstrem Diprediksi Akan Lebih Sering Terjadi
"Tahun ini kalau melihat kondisi suhu muka laut di utara (laut Jawa) dan selatan (samudera Hindia), masih dalam kondisi hangat dari rata-ratanya, sehingga kemungkinan hujan di musim kemarau tahun ini masih akan mengguyur Bogor hingga awal September," tuturnya.
Ia mengatakan, merujuk kriteria BMKG, musim kemarau ditandai oleh kumulatif curah hujan kurang dari 50 mm per dasarian kemudian, diikuti oleh tiga dasarian berturut-turut, maka menurutnya wilayah Bogor dan sekitarnya belum masuk musim kemarau.
"Sebagaimana pantauan kami, selama bulan Juni hingga hari ini, curah hujan masih di atas 100 mm per dasarian," tutup Asep.