"Kami tidak memiliki sampel dari wilayah Bulan ini yang akan membantu menginformasikan parameter model. Untuk alasan ini, hasil komposisi regolith yang disajikan dalam laporan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat. Namun, para penulis melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mendokumentasikan pendekatan dan asumsi mereka, sehingga hasilnya dapat dipahami dalam konteks masalah yang sangat menantang ini," ucap Dan Moriarty, seperti dikutip dari Space.com, Kamis (9/7/2020).
Moriarty menambahkan, interpretasi terhadap substansi tersebut tampaknya masuk akal dan sesuai dengan interpretasi sebelumnya.
"Sangat menginspirasi bahwa misi kontemporer menemukan fitur di sisi jauh Bulan yang menyerupai fitur yang diamati oleh astronot Apollo," kata Moriarty.
Laporan ini juga mencakup daerah sekitar Bulan. Pengukuran membuat para penulis menyarankan regolith Bulan terdiri dari campuran berbagai sumber. Ejecta dari dampak yang menciptakan Kawah Finsen terdekat diangap sebagai sumber utama.
Baca Juga: Ilmuwan China Ciptakan Chimera, Campuran Babi dan Monyet
Pendarat Chang'e 4 sebelumnya melakukan pendaratan bersejarah di Kawah Von Kármán selebar 180 kilometer di sisi jauh Bulan pada Januari 2019. Sementara penjelajahnya, Yutu 2, sedang memasuki hari Bulan ke-20 yang dimulai sekitar 14 Juli, di mana satu hari Bulan atau lunar adalah sekitar dua minggu di Bumi.