Spanyol Disebut Tak Capai Herd Immunity, Mengapa?

Rabu, 08 Juli 2020 | 11:00 WIB
Spanyol Disebut Tak Capai Herd Immunity, Mengapa?
Ilustrasi Herd Immunity. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian antibodi nasional di Spanyol menemukan bahwa hanya 5,2 persen dari populasi di negara itu yang terpapar virus Corona (Covid-19), menunjukkan bahwa herd immunity atau kekebalan kelompok bisa tidak dapat dicapai.

Herd immunity merupakan suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi, sehingga orang yang tidak kebal ikut terlindungi.

Temuan ini menandai kesimpulan dari studi tiga bulan ke dalam prevalensi virus, yang melibatkan pengujian hampir 70.000 orang di seluruh Spanyol sebanyak tiga kali dalam beberapa bulan.

Hasilnya mengkonfirmasi laporan awal pada Mei lalu bahwa persentase rendah orang di Spanyol telah mengembangkan antibodi setelah terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Spanyol Berencana Perpanjang Karantina hingga 21 Juni

"Meskipun dampak tinggi Covid-19 di Spanyol, perkiraan prevalensi (jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) tetap rendah dan jelas tidak cukup untuk memberikan herd immunity," ucap para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini, seperti dikutip dari Independent, Rabu (8/7/2020).

"Ini tidak dapat dicapai tanpa menerima kerusakan tambahan dari banyak kematian pada populasi yang rentan dan membebani sistem kesehatan secara berlebihan," tambah para ilmuwan.

Para ahli menjelaskan bahwa dalam situasi ini, langkah-langkah seperti physical distancing dan upaya untuk mengidentifikasi, serta mengisolasi kasus-kasus baru, juga kontak pasien sangat penting untuk pengendalian epidemi di masa depan.

Penelitian ini juga menemukan bahwa 14 persen orang yang dites positif antibodi dalam tes pertama, menghasilkan hasil negatif dalam tes akhir, yang menyiratkan bahwa kekebalan terhadap Covid-19 tidak berlangsung lama atau berumur pendek. Fenomena ini paling umum ditemukan di antara orang-orang yang tidak pernah menunjukkan gejala.

Para petugas medis keluar dari sebuah rumah sakit di Burgos, Spanyol dan diberi semangat oleh orang-orang di tengah wabah virus corona yang melanda. (Foto: AFP / Cesar Manso)
Para petugas medis keluar dari sebuah rumah sakit di Burgos, Spanyol dan diberi semangat oleh orang-orang di tengah wabah virus corona yang melanda. (AFP / Cesar Manso)

Menurut Dr Raquel Yotti, direktur Institut Kesehatan Carlos III yang ikut memimpin penelitian ini mengatakan bahwa kekebalan bisa tidak lengkap, bisa bersifat sementara, bisa bertahan hanya untuk waktu yang singkat dan kemudian menghilang.

Baca Juga: Awalnya Santuy, New Normal Ala Swedia Berakhir Gagal Total

"Kita tidak bisa santai, kita harus terus melindungi diri kita sendiri dan melindungi orang lain," kata Dr Yotti, setelah meminta kepada masyarakat Spanyol untuk tetap berhati-hati.

Spanyol telah menjadi salah satu negara Eropa yang paling parah terkena pandemi Covid-19, sejauh ini mencatat 28.385 kasus kematian akibat virus Corona. Negara ini masih berjuang melawan pandemi, termasuk memberlakukan aturan lockdown bagi 200.000 orang di provinsi Lleida pada pekan lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI