Covid-19 Belum Selesai, Mongolia Diancam Wabah Pes

Selasa, 07 Juli 2020 | 09:00 WIB
Covid-19 Belum Selesai, Mongolia Diancam Wabah Pes
Ilustrasi marmut. (Pixabay/Katya36)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang gembala di Bayannur, yang terletak di Daerah Otonomi Mongolia Dalam China, telah didiagnosis menderita penyakit Pes. Hal itu menyebabkan pemerintah China mengeluarkan peringatan tingkat ketiga, mengingatkan bagaimana dunia saat ini tengah memerangi pandemi Covid-19 baru, tetapi ancaman lama tetap ada.

Tidak jelas bagaimana gembala itu terinfeksi, tetapi ketika Global Times melaporkan kasus lain, yang dicurigai ditemukan pada seorang anak berumur 15 tahun setelah melakukan kontak dengan marmut yang diburu oleh anjing. Kemungkinan besar infeksi tersebut berasal dari hewan pengerat tersebut.

Menurut New York Times, Selasa (7/7/2020), Komisi Kesehatan Bayannur mengatakan bahwa penggembala yang terinfeksi berada dalam kondisi stabil dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Pemerintah China juga mengeluarkan peringatan tingkat tiga, yang memperingatkan orang-orang agar tidak berburu, makan, atau mengangkut hewan yang berpotensi terinfeksi, terutama marmut, dan melaporkan setiap tikus yang mati atau sakit.

Baca Juga: Makan Daging Marmut Mentah, Pasangan Ini Meninggal Kena Wabah

Marmut dan mamalia kecil lainnya bertindak sebagai vektor untuk penularan wabah, menyebarkan bakteri ke kutu setelah digigit atau menularkannya ke manusia jika mamalia dimakan.

Pemerintah China mengatakan telah menerapkan langkah-langkah pencegahan wabah yang akan tetap berlaku hingga akhir 2020 ini.

Wabah pes atau disebut juga Black Death merupakan pandemi paling fatal dalam sejarah manusia yang terjadi pada Abad Pertengahan, di mana 75-200 juta orang Eurasia dan Afrika Utara meninggal.

Ilustrasi wabah pes. [Shutterstock]
Ilustrasi wabah pes. [Shutterstock]

Penyakit itu disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis dan ditularkan oleh kutu yang terinfeksi oleh tikus. Tetapi di Mongolia Dalam, itu sering berasal dari marmut yang tinggal di daerah pedesaan.

Pada November lalu, pejabat Beijing juga melaporkan dua orang dari Mongolia Dalam ditemukan menderita wabah pneumonik, wabah lain yang disebabkan oleh bakteri yang sama. Wabah pneumonik dapat menular dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan.

Baca Juga: Lengkap Pakai Aksesori, Ratusan Fosil Marmut Berumur 400 Tahun Ditemukan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wabah pes berakibat fatal pada sekitar 30 hingga 60 persen kasus yang tidak diobati. Namun, antibiotik modern seperti streptomisin dan gentamisin dapat menyembuhkan penyakit ini jika didiagnosa lebih awal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI