Suara.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Subandrio mengatakan bahwa Indonesia perlu melakukan surveilans atau pemantauan ketat agar flu babi G4 EA H1N1 tidak menjadi pandemi.
"Terutama surveilans di hewan," kata Amin saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin (6/7/2020).
Peningkatan surveilans tersebut dibutuhkan sekali sebab pintu masuk virus itu bisa menyebar di Indonesia cukup banyak. Tidak hanya surveilans terhadap ternak, Amin juga menyarankan hal yang sama dilakukan pada manusia terutama para peternak babi.
"Itu yang harus dilakukan, tapi sampai saat ini belum ada laporan. Tetapi kita tetap harus waspada jangan sampai kita mengalami beban ganda," ujar dia.
Baca Juga: Antisipasi Flu Babi, Disnakan NTT Imbau Warga Beli Daging Babi Dari RPH
Sebelumnya sejumlah peneliti di China mengatakan bahwa ditemukan virus G4 EA H1N1, flu babi yang sudah menginfeksi manusia. Menurut mereka virus itu berpotensi pandemi.
Amin sendiri sepakat bahwa virus G4 flu babi itu bisa memicu pandemi.
"Karena dia membawa semua gen yang pernah menimbulkan pandemi," beber dia.
Meskipun demikian, Amin mengatakan hingga kini belum ada penjelasan bahwa virus tersebut bisa menularkan dari manusia ke manusia baru sebatas hewan ke hewan dan hewan ke manusia.
Ia menjelaskan flu babi G4 EA H1N1 tersebut pada dasarnya bukan virus baru serta telah bersikulasi cukup lama dan keturunan dari H1N1 pandemi Spanyol pada 1918.
Baca Juga: Ahli Virus Thailand: Flu Babi Jenis Baru Bukan Ancaman Langsung
"Jadi virus ini masih keturunan H1N1 pandemi 2009," ujarnya.