Maka dari itu, penting bagi Indonesia untuk memulai program vaksin BCG ulang.
Membangun kekebalan terlatih
Secara historis, para peneliti merancang vaksin dengan cara mengidentifikasi antigen yang dianggap “sempurna” yang terdiri dari molekul-molekul yang dapat menghasilkan respons jangka panjang dan spesifik terhadap suatu infeksi, yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini yang kemudian menciptakan kekebalan tubuh jikalau berhadapan kembali agen penyebab penyakit yang sama.
Namun, pengembangan dari pendekatan ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Dan hingga saat ini, pendekatan semacam ini belum juga mengarah ke pada vaksin yang dapat melawan berbagai virus corona, walau berbagai upaya dalam melawan SARS dan MERS yang dilakukan sejak 2003, telah menggunakan pendekatan ini.
Baca Juga: Tambah 147 Pasien, Positif Corona di Jakarta Capai 11.824 Orang
Pendekatan lainnya adalah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara luas untuk melawan infeksi dengan cara memicu suatu bentuk memori kekebalan “non-spesifik”, yang disebut kekebalan terlatih. Kekebalan terlatih dapat mempersenjatai berbagai sel dalam melawan berbagai penyakit menular.
BCG merupakan vaksin yang berasal dari bakteri hidup (Mycobacterium bovis) yang dilemahkan, dan tampaknya dapat memicu bentuk kekebalan ini.
Sebuah data menunjukkan bahwa vaksinasi BCG bisa saja memiliki manfaat-manfaat lebih lainnya, di luar pencegahan tuberkulosis. Perlindungan dari infeksi pernafasan yang tidak terkait dengan TBC, serta pengurangan risiko kematian akibat infeksi tersebut, merupakan beberapa manfaat lainnya dari vaksin BCG.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vaksinasi BCG dapat ‘memprogram ulang’ kekebalan tubuh, dan sering dikaitkan dengan peningkatan perlindungan terhadap berbagai infeksi pernapasan.
Mengingat risikonya yang rendah dan potensi manfaat dari vaksin BCG yang tinggi, maka dari itu, Indonesia perlu memberlakukan program booster BCG (vaksin ulang BCG) dengan segera. Peningkatan kapasitas dalam memproduksi vaksin BCG secara massal juga perlu dilakukan.
Baca Juga: Jawab Tudingan Sujud di Kaki Dokter Cuma Drama, Wali Kota Risma: Terserah
Selain itu, Indonesia juga harus segera melakukan uji klinis skala besar untuk menguji apakah BCG dapat menjadi proteksi untuk melawan COVID-19.