Indonesia Perlu Ikut Selidiki Potensi Vaksin BCG untuk Tangkal Covid-19

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 04 Juli 2020 | 08:15 WIB
Indonesia Perlu Ikut Selidiki Potensi Vaksin BCG untuk Tangkal Covid-19
Vaksin BCG diduga bisa membantu melawan Covid-19. Ilustrasi vaksin. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia merupakan salah satu dari 17 negara yang mampu untuk memproduksi vaksin BCG. Indonesia juga termasuk dalam sepuluh negara yang memasok vaksin BCG di luar wilayah domestik.

Para peneliti sedang menyelidiki apakah vaksin anti-TBC, bacillus Calmette-Guérin (BCG), yang digunakan sebagai proteksi dari berbagai penyakit infeksi saluran pernapasan, dapat juga digunakan untuk melawan COVID-19.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa dampak COVID-19 di negara-negara yang tidak melakukan vaksin BCG – yang telah digunakan sejak 1921 untuk mencegah infeksi TBC, nyatanya lebih parah, ditandai dengan kasus terjangkit lebih banyak dan angka kematian yang lebih tinggi.

The Serum Institute di India, sejak April lalu, mulai melakukan uji klinis berskala besar, dan telah mengetes 6.000 individu yang berisiko tinggi terjangkit virus corona, termasuk petugas kesehatan dan mereka yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien terinfeksi.

Baca Juga: Tambah 147 Pasien, Positif Corona di Jakarta Capai 11.824 Orang

Peneliti-peneliti di Australia dan Eropa juga sedang melakukan penelitian serupa mengenai potensi vaksin BCG dalam melindungi individu-individu yang lebih rentan terhadap infeksi COVID-19, seperti lansia dan para pekerja kesehatan.

Indonesia merupakan salah satu dari 17 negara di dunia yang memproduksi vaksin BCG. Maka dari itu, Indonesia perlu melakukan uji klinis skala besar untuk menguji potensi BCG sebagai vaksin COVID-19.

COVID-19 di negara-negara yang melakukan vaksin BCG

Dampak COVID-19 bervariasi pada setiap negara, terutama jika dilihat dari jumlah kasus dan angka kematiannya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kemampuan dalam melakukan pengetesan, faktor demografi dan ekonomi, kualitas sistem kesehatan, dan kebijakan lockdown yang diterapkan.

Selain itu, faktor lainnya yang juga dapat menjelaskan variasi ini – walau tidak sepenuhnya, adalah jika negara tersebut memiliki program vaksin BCG nasional yang dilakukan sejak masa kanak-kanak.

Baca Juga: Jawab Tudingan Sujud di Kaki Dokter Cuma Drama, Wali Kota Risma: Terserah

Kami telah mengumpulkan data terbaru (hingga 3 Juni) yang membandingkan program vaksin BCG di berbagai negara dengan angka kasus dan angka kematian COVID-19 di negara tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI