Studi Terbaru Temukan NU Ormas Intoleran, Benar Demikian?

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 03 Juli 2020 | 19:34 WIB
Studi Terbaru Temukan NU Ormas Intoleran, Benar Demikian?
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa NU ormas intoleran. Foto: Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menyampaikan pidato kebudayaan saat Harlah ke-91 Nahdlatul Ulama di Jakarta, Selasa (31/1) [Antara/M Agung Rajasa].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain survei tersebut, mereka juga membandingkan dengan data survei dari lembaga yang sama tahun 2010, 2016, dan 2018.

Menurut data LSI, baik pada aspek kultur maupun politik, intoleransi beragama di Indonesia meningkat sejak 2017.

Pada 2017, keberatan terhadap pendirian rumah ibadah non-Islam tercatat 48%, lalu pada 2018 dan 2019 naik menjadi 52% dan 53%.

Data LSI dari responden yang mengaku pengikut NU menunjukkan tren serupa. Tingkat intoleransi di tubuh NU juga menguat setelah 2017.

Baca Juga: Dibully Warganet, Gus Miftah: Kenapa Islam Nusantara Selalu Diserang?

Tahun 2017 menjadi catatan penting dalam dinamika intoleransi di Indonesia. Pada tahun itu, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, seorang Kristen keturunan Cina, dihukum penjara dengan tuduhan penistaan agama dan gagal untuk duduk kembali sebagai gubernur Jakarta.

Analisis perilaku elite NU

Kedua peneliti ini menjelaskan temuan peningkatan intoleransi di NU berkaitan dengan perilaku elite NU sejak organisasi berdiri.

Sejak awal, elite NU terbuka terhadap pengaruh tradisi lokal, seperti menghormati leluhur, selain pengaruh Timur Tengah.

Keterbukaan NU ini, menurut Mietzner dan Muhtadi, terkait erat dengan kepentingan ekonomi politik.

Baca Juga: Innalillahi, Berita Duka Dari Ulama Muda NU Gus Baha

Sejumlah kiai mendirikan NU pada 1926 sebagai respons terhadap gerakan Islam modernis Muhammadiyah yang berdiri 1912.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI