Penelitian Terbaru: Tes Antibodi Covid-19 Tidak Disarankan

Jum'at, 03 Juli 2020 | 14:30 WIB
Penelitian Terbaru: Tes Antibodi Covid-19 Tidak Disarankan
Ilustrasi tes antibodi. [Greg Baker/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Temuan ini mendukung ulasan lain dengan ukuran yang sama. Sebanyak 54 studi dilakukan tentang serangkaian tes antibodi yang diterbitkan pekan lalu. Dalam tinjauan independen yang dipimpin oleh Cochrane Institute dan University of Birmingham, penelitian menemukan hanya tujuh dari sepuluh orang yang koinfeksi positif akan menerima hasil positif dengan sensitivitas tes 70 persen. Antara 15 dan 35 hari setelah gejala, akurasi ini meningkat menjadi rata-rata lebih dari 90 persen.

Ini menunjukkan bahwa tes antibodi hanya akurat antara tiga dan empat minggu setelah seseorang terinfeksi Covid-19. Tes tersebut mungkin juga tidak bekerja pada orang yang hanya memiliki penyakit ringan, tetapi para ilmuwan mengakui bahwa mereka tidak dapat memastikan karena hampir semua penelitian dilakukan pada pasien yang sakit parah.

Walau begitu, profesor Jon Deeks yang memimpin tinjauan Cochrane mengatakan pengujian antibodi belum bisa dikesampingkan.

Ilustrasi virus corona. [Pixabay]/emmagrau]
Ilustrasi virus corona. [Pixabay]/emmagrau]

"Tes di tempat perawatan memiliki manfaat dalam hal aksesibilitas dan kecepatan dibandingkan tes laboratorium, yang mungkin membuatnya lebih disukai dalam beberapa pengaturan, bahkan jika tes itu tidak mencapai tingkat akurasi yang persis sama. Pengembangan dan evaluasi tes sangat penting dan harus dilanjutkan," komentar profesor Jon Deeks.

Baca Juga: Peneliti Uji Coba Nanobodi Alpaka untuk Melawan Covid-19, Berhasil?

Sebelumnya, para menteri berjanji Inggris akan mendapatkan alat tes darah yang langsung memberikan hasil pada Maret lalu. Namun tiga bulan kemudian, alat tes tersebut masih belum terwujud untuk publik karena para pejabat masih belum menyetujui.

Dalam langkah besar ke depan, para pejabat kesehatan akhirnya menyetujui dua tes berbasis laboratorium yang dibuat oleh raksasa farmasi Roche dan Abbott bulan lalu dan membeli 10 juta kit. Tetapi alat tes tersebut hanya tersedia untuk petugas medis dan sosial karena hasilnya perlu dianalisis di laboratorium.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI