Pejabat New Mexico kemudian melembagakan kebijakan depopulasi. Jika seekor kelinci di rumah tertular penyakit itu, negara dapat melakukan eutanasia atau suntik mati kepada kelinci yang tersisa di dalamnya. Kebijakan ini menyebabkan 600 hewan dibunuh dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus.
Pada April, para ilmuwan melaporkan kasus serupa pada populasi kelinci di Colorado, Texas, dan Nevada. Lusinan kasus pun muncul di California dan Utah.
Virus Bunny Ebola membunuh dengan efisiensi yang mengejutkan. Setelah seekor hewan terinfeksi, virus diinkubasi hanya dalam tiga hari. Beberapa kelinci akan mulai kehilangan nafsu makan dan enrgi, meskipun pada kasus lain tidak menunjukkan gejala sebelum mati.
Kemudian organ-organ kelinci, seperti hati dan limpa tidak bekerja dengan baik dan darahnya berhenti menggumpal dengan benar. Dalam wabah saat ini, para ilmuwan melaporkan tingkat kematian sekitar 90 persen.
Baca Juga: Uganda Konfirmasi Kasus Pertama Ebola Jangkiti Bocah 5 Tahun
Kelinci yang bertahan hidup pun menjadi bahaya besar bagi orang lain karena hewan itu terus menyebarkan virus selama hampir dua bulan. RHDV2 sendiri dapat menyebar dengan mudah melalui darah, urin, dan feses.
Walaupun virus tidak dapat menginfeksi manusia atau jenis hewan lainnya, virus dapat menempel di rambut, sepatu, dan pakaian untuk berpintar antar inang kelinci. Jika kelinci menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus, kelinci itu bisa sakit. Serangga yang berkeliaran di sekitar kelinci juga dapat menyebarkan partikel virus.
Selain mematikan, virus ini juga sulit dibunuh. Virus dapat hidup selama lebih dari tiga bulan pada suhu kamar dan dapat bertahan pada suhu 50 derajat Celcius selama setidaknya satu jam serta tidak dapat dibunuh melalui pembekuan.
Hingga saat ini, virus Bunny Ebola tidak memiliki obat dan untuk mendapatkan vaksin di Amerika Serikat akan memakan waktu berminggu-minggu. Karena virus ini berasal dari luar negeri, belum ada vaksin berlisensi yang tersedia di Amerika Serikat.
Sebaliknya, para dokter hewan harus meminta izin dari Departemen Pertanian Amerika Serikat untuk mengimpor vaksin dari Spanyol dan Perancis. Ditambah proses persetujuan tersebut memakan waktu setidaknya satu bulan.
Baca Juga: Usai Ebola, Afrika Kini Dihantui Virus Marburg
Jones mengaku telah memesan vaksin pada pertengahan April dan menerimanya pada 9 Juni. Sementara salah satu pesanan Zimmerman membutuhkan waktu lima minggu untuk tiba.