Penelitian Ungkap Bagaimana Masker Wajah Cegah Penyebaran Virus Corona

Kamis, 02 Juli 2020 | 14:14 WIB
Penelitian Ungkap Bagaimana Masker Wajah Cegah Penyebaran Virus Corona
Ilustrasi seeorang perempuan pengenakan masker kain. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian baru dilakukan lewat visualisasi menunjukkan, bagaimana masker wajah dapat mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).

Tanpa masker penutup wajah, tetesan yang dihasilkan selama batuk dapat bergerak hingga 3,7 meter. Tetapi jika orang mengenakan masker wajah, jarak pergerakan tetesan air liur berkurang hanya beberapa inci dalam kasus terbaik.

Simulasi yang telah dijelaskan dalam jurnal Physics of Fluids pada 30 Juni mengungkapkan bahwa beberapa masker penutup wajah berbahan kain, berfungsi lebih baik daripada masker jenis lain, dalam menghentikan penyebaran tetesan yang berpotensi menular.

"Visual yang digunakan dalam penelitian kami, dapat membantu menyampaikan kepada masyarakat umum alasan di balik pedoman physical distancing dan saran untuk mengenakan masker wajah," ucap Siddhartha Verma, pemimpin penulis penelitian dan asisten profesor di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Florida Atlantic, dikutip dari Live Science, Kamis (2/7/2020).

Baca Juga: Penelitian Terbaru: Sinar Matahari Bisa Bunuh Virus Corona dalam 34 Menit

Untuk mensimulasikan batuk, para ilmuwan menghubungkan kepala manekin ke mesin kabut yang menciptakan uap dari air dan gliserin, serta menggunakan pompa untuk mengeluarkan uap melalui mulut manekin.

Visualisasi manfaat masker. [Florida Atlantic University, College of Engineering and Computer Science]
Visualisasi manfaat masker. [Florida Atlantic University, College of Engineering and Computer Science]

Tim ahli kemudian memvisualisasikan tetesan uap menggunakan "lembaran laser" yang dibuat dengan menggerakkan sepintas pointer laser hijau melalui batang silinder. Dalam pengaturan ini, simulasi batuk muncul sebagai uap hijau bercahaya yang menyembur keluar dari mulut manekin.

Para ilmuwan menggunakan beberapa jenis masker non-medis pada kepala manekin untuk menguji efektivitas masker dalam menghalangi "batuk" tersebut. Jenis masker tersebut mencakup masker buatan sendiri, yang dijahit dengan dua lapis kain katun, bandana satu lapis, saputangan katun yang dilipat longgar, dan masker kerucut non-sterile yang dijual di apotek.

Para ahli menemukan bahwa tanpa penutup masker, batuk yang disimulasikan dapat bergerak hingga 12 kaki atau sekitar 3,6 meter dalam 50 detik.

Sementara, masker katun buatan sendiri mengurangi penyebaran tetesan paling banyak, meskipun ada beberapa kebocoran di bagian atas masker antara hidung dan bahan kain. Ketika manekin mengenakan masker jenis ini, tetesan hanya bergerak sekitar 2,5 inci ke depan dari wajah. Masker kerucut juga berfungsi baik dengan tetesan bergerak sekitar 8 inci dari wajah.

Baca Juga: Penelilti: Negara Ini Kurang Peduli dengan Perubahan Iklim

Ilustrasi bersin di tengah pandemi COVID-19. [Pixabay/Mohamed Hassan]
Ilustrasi bersin di tengah pandemi COVID-19. [Pixabay/Mohamed Hassan]

Namun, bandana satu lapis yang umumnya terbuat dari bahan t-shirt elastis dan saputangan yang dilipat kurang efektif. Tetesan batuk dapat bocor melalui kedua bahan masker tersebut dan bergerak lebih dari 1 meter untuk bandana dan lebih dari 0,3 meter untuk saputangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI