Tes juga menunjukkan, kekebalan tubuh manusia pada flu musiman tidak mengandung proteksi terhadap strain G4.
“Walau punya kemampuan menginfeksi manusia, virus baru yang merupakan rekombinasi virus H1N1 yang mewabah tahun 2009 dengan satu strain virus pada babi itu, tidak menciptakan risiko langsung menjadi pandemi baru“, kata Carl Bergstrom, pakar biologi dari University of Washington.
“Tidak ada bukti bahwa strain G4 menyebar pada manusia, walau ada paparan ekstensif selama lima tahun“, ujar Bergstrom lewat Twitter.
WHO akan pelajari hasil riset China
Baca Juga: Dari Mana Sumber Penularan Baru Virus Corona di Melbourne?
Organisasi kesehatan dunia-WHO menyatakan, akan secara cermat mempelajari hasil penelitian di China itu.
Jurubicara WHO Christian Lindmeier mengatakan dalam tanggapannya di Jenewa Selasa, amat penting melakukan kerja sama terkait temuan itu dan terus memonitor populasi hewan dan penyakit akibat virus bintang pada manusia.
“Laporan itu menggaris bawahi, kita tidak boleh melonggarkan pengawasan terhadap influenza dan harus tetap waspada serta melanjutkan pengawasan, juga di saat pandemi virus corona“, tandas Lindmeier.
Jurubicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian mengatakan dalam konferensi pers harian, pemerintah Cina terus mengikuti perkembangannya.
“Kami akan melaukukan semua tindakan yang diperlukan, untuk mencegah penyebaran dan pecahnya wabah setiap jenis virus“, ujar Zhao menambahkan.
Baca Juga: Pasca Covid-19, Pasar Hewan Liar di China Akan Ditutup?
Penelitian itu menunjukkan, babi menjadi inang penting dari percampuran beberapa generasi virus flu yang memicu pandemi. Juga diserukan untuk melakukan pengawasan sistematis pada akar masalahnya. as/vlz (rtr, dpa)