Bergolak, Segmen Sianok di Sumbar Berpotensi Picu Gempa Besar

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 01 Juli 2020 | 18:11 WIB
Bergolak, Segmen Sianok di Sumbar Berpotensi Picu Gempa Besar
Akun Twitter BMKG. (Twitter/@infoBMKG)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Sumatera Barat diminta untuk waspada karena di wilayah itu terdapat Segmen Sianok, sesar aktif yang memiliki potensi memicu gempa kuat dan di masa lalu sudah pernah menyebabkan bencana mematikan.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, pada Rabu (1/7/2020) menjelaskan berdasarkan hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (PusGeN) 2017, diketahui Segmen Sianok memiliki magnitudo tertarget M 7,4 dengan laju pergeseran sesar 14 mm per tahun.

Jika sumber gempanya kredibel, semakin lama periodisitasnya maka gempa yang terjadi akan semakin besar.

"Ini artinya Segmen Sianok cukup aktif, memiliki potensi memicu gempa kuat yang patut diwaspadai," ulas Daryono.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Kota Padang Berpotensi Diguncang Gempa Bumi Besar

Sebelumnya wilayah Kota Padang Panjang dan sekitarnya diguncang gempa tektonik berkekuatan M 4,5 dengan kedalaman dangkal pada Selasa (30/6) pukul 00.40.08 WIB.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, tampak bahwa gempa dipicu aktivitas sumber gempa sesar aktif, yaitu Sesar Besar Sumatera, tepatnya pada Segmen Sianok.

Meskipun gempa tersebut tidak sampai menimbulkan kerusakan, tetapi mengingatkan peristiwa gempa merusak Padang Panjang pada 28 Juni 1926. Gempa dengan kekuatan M 7,6 saat itu juga dipicu oleh aktivitas sesar aktif tepatnya pada Segmen Sianok.

"Masyarakat perlu mengetahui bahwa gempa tektonik memiliki periode ulang. Berdasarkan teori gempa kuat dapat berulang kembali pada sumber gempa yang sama," ujar Daryono.

Gempa yang meluluhlantakkan Kota Padang Panjang dan sekitarnya itu berdasarkan catatan sejarah diperkirakan telah menelan korban jiwa sebanyak 354 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Sejak Minggu 9 Gempa Beruntun di Selat Sunda Bikin BMKG Tak Tenang

Tiga jam pascagempa utama (mainshock), muncul guncangan kuat gempa susulan (aftershock) yang juga mengakibatkan kerusakan di sekitar Danau Singkarak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI