Virus G4 Flu Babi Tak Perlu Terlalu Dirisaukan, Ini Alasannya

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 01 Juli 2020 | 07:45 WIB
Virus G4 Flu Babi Tak Perlu Terlalu Dirisaukan, Ini Alasannya
Sejumlah pekerja di salah satu tempat peternakan babi di Dusun Gancahan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman mengangkut babi untuk dikirim ke luar kota, Selasa (11/2/2020). - (Saura.com/Baktora)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dunia pada Senin (30/6/2020) dihebohkan oleh sebuah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebuah jenis flu babi baru - yang disebabkan oleh virus G4 EA H1N1 - kini sudah menjangkit manusia dan disebut memiliki potensi pandemi.

Kabar ini menyita perhatian publik karena sejak akhir 2019 sampai saat ini wabah Covid-19 yang dipicu oleh virus Sars-Cov- 2 belum juga mampu diatasi oleh dunia.

Lalu apakah dunia akan segera tamat oleh kombinasi Covid-19 dan virus G4 yang bermula dari flu babi itu?

Menurut dua orang ilmuwan di Amerika Serikat hasil studi yang terbit di jurnal PNAS itu sebenarnya terlalu berlebihan ditanggapi oleh media dan publik. Menurut mereka virus G4 yang berasal dari babi itu masih jauh dari pandemi.

Baca Juga: Flu Jenis Baru yang Berpotensi Timbulkan Pandemi Ditemukan Di China

Angela Rasmussen, seorang pakar virologi dari Universitas Columbia dan Carl Bergstrom, pakar biologi dari University of Washington, Seattle menjelaskan bahwa kekhawatiran akibat virus G4 itu terlalu berlebihan.

"Belum ada ancaman nyata terhadap manusia," tulis Bergstrom dalam ulasan panjangnya di Twitter seperti dilansir dari CNet.

Sudah ada sejak 2016

Studi tentang virus G4 itu sendiri digelar selama 2011 - 2018 di China. Para peneliti mengambil sampel swab dari ribuan babi yang disembelih di China untuk memeriksa virus flu dalam tubuh binatang tersebut.

Hasilnya mereka menemukan strain virus yang mirip dengan H1N1 - virus yang memicu pandemi pada 2009. Virus itu, yang kemudian dinamai G4, banyak ditemukan di populasi babi di China sejak 2016.

Baca Juga: Banyak Babi di China Idap Flu Babi, Apakah Berbahaya Bagi Manusia?

Lebih lanjut para peneliti menemukan bahwa virus itu sudah berhasil melompat dari babi ke manusia. Sekitar 10 persen pekerja di rumah jagal yang melakukan kontak dengan babi-babi yang terinfeksi G4 diketahui memiliki antibodi untuk melawan virus itu dalam tubuh mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI