Suara.com - Berdasarkan dari sebuah survei dilakukan Hootsuit, salah satu keunikan masyarakat Indonesia adalah memilik sekitar 10 akun media sosial per orang. Ini yang dijadikan peluang bagi PT Hyppe Teknologi Indonesia untuk merilis media sosial karya anak bangsa untuk bersaing secara global.
"Masih sangat terbuka kesempatan bagi Indonesia untuk memiliki media sosial sendiri yang tidak hanya bisa dibanggakan, melainkan juga bisa bersaing di tingkat global," ujar President Director PT Hyppe Teknologi Indonesia Hondo Widjaja melalui keterangan resminya.
Hyppe Teknologi Indonesia sendiri merupakan perusahaan startup teknologi lokal yang didirikan 2018 dan berkantor di kawasan Sudirman, Jakarta. Mengangkat brand Hyppe sebagai umbrella brand-nya, saat ini terdapat 10 fitur yang disiapkan.
Ada HyppeVid (large video content/landscape video), HyppeDiary (short video content/portrait video), HyppeStory (flash stroy), HyppeChat (chatting platform/avatar chat), HyppeCompetition (competition platform), HyppeSound (audio content & music player), HyppePic (photo/image content), HyppeScript (documents content/text format), HyppeLive (live streaming platform), HyppeGames (interactive/online games).
Baca Juga: Bintang Emon Diserang Buzzer, Begini Kata Pakar Media Sosial
Nantinya, 10 fitur tersebut akan menjadi satu kesatuan dalam aplikasi media sosial Hyppe yang akan didukung dengan teknologi Blockchain dan Fingerprint Combat sebagai basis teknologinya.
Melihat fitur serta teknologi yang diusung, Hyppe akan menjadi salah satu platform yang cocok bagi para content creators dalam menuangkan ide kreatif mereka.
Hyppe juga merupakan ”sharing economy platform”, sehingga tidak hanya menjadi surga bagi content creators, pengguna atau viewer/penonton pun tak luput dari perhatian. Mereka juga akan mendapat penghasilan melalui iklan konten dan iklan sponsor yang mereka tonton di aplikasi Hyppe.
“Sudah saatnya para content creator sadar akan pentingnya menjaga hak kepemilikan konten mereka, sebab kontenlah yang memiliki kontribusi terbesar akan perkembangan jejaring sosial, sekaligus merupakan aset yang sangat berharga yang juga akan menjadi sumber passive income buat mereka” ungkap Magin M, Vice President & Technology Advisor Hyppe Technology.
Atas dasar itu, dia menambahkan, diterapkan teknologi Blockchain dan Fingerprint Combat sebagai basis teknologi dalam Aplikasi media sosial Hyppe, untuk mencatat dan menjaga data hak kepemilikan konten mereka, sehingga kepemilikannya dapat diakui di seluruh dunia.
Baca Juga: Tanya Media Sosial ke Warganet, Akun Kominfo Malah Kena Bully: "Sok Asik"
Teknologi yang diusung akan menjaga hak kepemilikan konten sekaligus membantu meminimalisir penyebaran informasi hoaks.
Vice President Hyppe Technology Sammy Goh mengatakan, PT Hyppe Teknologi Indonesia telah menggandeng dua perusahaan teknologi raksasa dunia dalam membangun dan mengembangkan aplikasi Hyppe sebagai platform media sosial yang diklaim terbesar di Indonesia.
"Ini adalah langkah awal menuju ekspansi global secara bertahap dalam misi jangka menengah untuk lima tahun kedepan dan menyelesaikan pembangunan data center di tiap negara dari 15 negara di seluruh dunia," ucapnya.
Saat ini Hyppe sedang melakukan finalisasi rencana pembangunan data center yang akan berpusat di kawasan kota digital, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Selain itu, juga ada terobosan-terobosan terbaru dan menyiapkan berbagai platform digital lainnya untuk menyongsong teknologi akses internet 5G.
”Kami luncurkan tahun ini, ditunggu saja!,” tutup Hondo.