Pemerintah Singapura mengatakan data yang dikumpulkan oleh perangkat itu akan dienkripsi dan disimpan dalam token selama maksimal 25 hari.
Pihak berwenang negara itu juga mengatakan data tidak dapat diakses dari jarak jauh, karena token tersebut tidak memiliki akses internet atau seluler.
Fitur lain yang disoroti pemerintah Singapura adalah bahwa token itu tidak memiliki konektivitas Global Positioning System (GPS).
Pemerintah Singapura mengatakan sejak TraceTogether diluncurkan pada Maret lalu, aplikasi telepon pintar itu telah diunduh sekitar 2,1 juta orang.
Baca Juga: Kasus Corona Singapura Tertinggi, Ikan Salmon Diduga Jadi Sumber Penularan
Otoritas negara itu mengatakan mereka perlu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program TraceTogether secara signifikan karena Singapura telah mulai membuka kembali aktivitas ekonominya.
Awal bulan ini, pemerintah Singapura mulai melonggarkan pembatasan sosial yang disebut Circuit Breaker, termasuk membuka kembali toko-toko ritel dan makanan yang diizinkan di gerai makanan dan minuman.
Pada Minggu (28/06) lalu, pihak berwenang negara itu melaporkan ada 213 kasus infeksi baru di Singapura. Tambahan kasus baru ini membuat jumlah total kasus Covid-19 di Singapura menjadi 43.459 kasus.