Suara.com - Google Indonesia hingga saat ini masih berdiskusi dengan sejumlah penerbit terkait pembayaran konten berita. Hal ini disampaikan Head of Corporate Communication Google Indonesia, Jason Tedjasukmana menanggapi kesiapan perusahaan mesin pencari tersebut yang mungkin melakukan pembayaran terhadap konten berita di beberapa negara.
"Kami sedang berdiskusi dengan lebih banyak penerbit di enam negara lain," ujarnya kepada Suara.com, Selasa (30/6/2020).
Menurut Jason, Google Indonesia ingin melihat reaksi dan manfaat dari penerapan produk tersebut.
"Kami ingin melihat dulu reaksi atas produk ini sambil menguji asumsi kami tentang manfaatnya bagi pengguna dan penerbit sebelum melangkah lebih jauh," jelas dia.
Baca Juga: Pembaruan Google Photos Tersedia Pekan Depan, Bawa Segudang Perubahan
Diakui Jason, hingga kini Google Indonesia masih menunggu hasil pembahasan lebih lanjut.
"Saat ini, belum ada hasil yang bisa kami umumkan lebih lanjut," tutupnya.
Sebelumnya, Google akan mulai membayar untuk menampilkan konten berita dari beberapa outlet media, setelah bertahun-tahun menolak permintaan dari penerbit.
Perusahaan mengumumkan beberapa kesepakatan lisensi baru dengan penerbit di Jerman, Australia dan Brasil pada Kamis (25/6/2020), sebagai bagian dari "pengalaman berita baru" yang akan diluncurkan akhir tahun ini.
Google sedang berbicara dengan penerbit di beberapa negara lain dan berharap menambah daftar dalam beberapa bulan mendatang. Penerbit dengan penawaran pertama termasuk perusahaan Australia Schwartz Media, The Conversation dan Solstice Media; Diarios Associados dan A Gazeta Brasil; dan Der Spiegel Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, Die Zeit dan Rheinische Post.
Baca Juga: Google Akan Hapus Riwayat Pengguna Secara Otomatis setelah 18 Bulan
Brad Bender, Google VP Product Management juga mengatakan, Google akan segera mulai membayar penerbit untuk memungkinkan pembaca akses gratis ke artikel tertentu yang biasanya terkunci di balik paywall.