Facebook Pertahankan Kebijakan Ujaran Kebencian di Tengah Boikot

Selasa, 30 Juni 2020 | 08:14 WIB
Facebook Pertahankan Kebijakan Ujaran Kebencian di Tengah Boikot
Ilustrasi simbol ujaran kebencian pada keyboard komputer (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Facebook mempertahankan kebijakannya tentang ujaran kebencian di tengah boikot iklan. Nick Clegg, Vice President for Public Affairs and Communications Facebook mengatakan bahwa Facebook telah mengembangkan sistem pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan tercanggih di dunia untuk membasmi kebencian dan informasi yang salah.

"Kami memiliki rekor industri terkemuka dalam cara kami menangani sisi gelap internet," ucap Nick Clegg, seperti dikutip dari Bloomberg pada Selasa (30/6/2020).

Puluhan merek terkemuka menahan anggaran iklan media sosial mereka atas konten yang memecah belah dan rasis. Starbucks Corp dan PepsiCo Inc. adalah beberapa perusahaan besar lainnya yang mengumumkan bahwa mereka membatasi pengeluaran iklan.

Ilustrasi Facebook. [Shutterstock]
Ilustrasi Facebook. [Shutterstock]

Nick Clegg menjelaskan bahwa Facebook tidak memiliki insentif untuk mengambil keuntungan dari ujaran kebencian di situsnya.

Baca Juga: Coca-cola Boikot Facebook, Harta Mark Zuckerberg Berkurang Rp 103 Triliun

"Kami tidak menyukai ujaran kebencian, pengguna tidak menyukainya, dan pengiklan sangat tidak menyukainya. Mereka tidak suka melihat konten yang penuh kebencian di feed berita mereka. Semua orang menentang kebencian," tambah Nick Clegg.

Ia menyebutkan bahwa Facebook tidak pernah bisa menghilangkan semua ujaran kebencian di platformnya dan itu bukan tugas yang mudah.

Sebelumnya, Facebook menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir karena membiarkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumbar kebohongan, menyebarkan kebencian, dan mendorong publik melakukan kekerasan.

Sejumlah perusahaan raksasa dunia memboikot Facebook dengan berhenti memasang iklan dan menuding bahwa Facebook mencari untung dengan cara menyebarkan kebencian, mengagungkan kekerasan, dan menyebarkan informasi yang salah ke tengah khalayak. Para pengiklan seperti Coca-Cola, Unilever, Verizon, dan perusahaan besar lainnya berharap aksi boikot ini akan membuat Facebook mengubah kebijakannya.

Baca Juga: Perusahaan-perusahaan Amerika Boikot Facebook, Berhenti Beriklan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI