Suara.com - Pandemi corona kian terasa dampaknya, begitu juga yang dirasakan Microsoft yang harus menutup semua tokonya secara permanen di seluruh dunia.
Perusahaan teknologi tersebut hanya akan menyisakan empat lokasi yang akan direnovasi sebagai pusat pengalaman yang juga tak menjual produk.
Dilansir dari laman The Verge, empat lokasi tersebut adalah kota New York (Fitfh ave), London (Sirkus Oxford), Sydney (Westfield Sydney) dan lokasi kampus Remond.
Berfokus pada ritel digital, Microsoft akhirnya menyerah pada toko fisiknya dan menutup semua gerainya di seluruh dunia.
Baca Juga: Startup Inovator Teknologi Kiwi Aliwarga Raih Hermes Startup Award 2020
Microsoft sendiri mengatakan Microsoft.com dan toko-toko Xbox dan Windows mencapai 1,2 miliar pelanggan bulanan di 190 pasar.
Dikutip dari The Verge, pihak Microsoft sama sekali tidak melakukan PHK bagi karyawan hingga detik ini. Bahkan Wakil Presiden Microsoft Store, Porter David dalam sebuah unggahannya di LinkedIn mengtakan jika ''Komitmen kami untuk menumbuhkan dan mengembangkann karier dari kumpulan talenta yang beragam ini lebih kuar dari sebelumnya.
Awalnya rencana mengenai operasi ritel berlaku untuk tahun depan, tetapi ternyata dipercepat karena adanya pandemi
Keputusan besar menjelaskan mengapa Microsoft belum membuka satu toko sejak pandemi menutup semua toko. Pekan lalu Microsoft mengatakan bahwa pendekatan untuk membuka kembali lokasi Toko Microsoft diukur dan berhati-hati, dipandu oleh pemantauan data global, pakar kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Saat itu, Microsoft sendiri menolak untuk menawarkan pembaruan untuk membuka toko, namun ide itu ditolak karena toko Microsoft sendiri berada di pusat perbelanjaan dan mal.
Baca Juga: Bill Gates: Usaha Amerika Serikat Memerangi Pandemi Covid-19 Belum Cukup
Toko Microsoft sendiri dibuka pertama kali pada tahun 2009, setiap toko adalah etalase untuk perangkat keras Surface dan Xbox perusahaan.